TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, mengatakan Australia akan memanfaatkan energi nuklir jika penelitian menunjukkan lebih menguntungkan secara ekonomi.
Tenaga nuklir telah dilarang di Australia sejak 1998, tetapi Morrison mengatakan dia akan mempertimbangkan untuk mencabut larangan itu jika penelitian membuktikan energi nuklir dapat dimanfaatkan secara komersial dan menurunkan harga listrik.
"Saya benar-benar terbuka untuk pekerjaan itu," kata Scott Morisson, dikutip dari The West Australian, 18 Oktober 2018.
Baca: Parlemen Australia Heboh, PM Morrison Sebut Indonesia, Ada Apa?
"Tapi yang perlu kita lakukan adalah memastikan itu bisa menguntungkan dan kita bisa bergerak ke tujuan itu," tambah Morisson.
Morrison mengatakan dia tidak tertarik dengan debat ideologis soal pro-kontra penggunaan nuklir.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima kunjungan kenegaraan Perdana Menteri Australia Scott Morrison (kiri) di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat, 31 Agustus 2018. Jokowi dan Scott Morrison melakukan pertemuan untuk meningkatkan hubungan kerja sama RI-Australia. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
"Yang penting adalah itu dapat diandalkan, dapat dikontrak, harganya bisa lebih murah dari apa yang kami dapatkan saat ini, karena itulah yang membuat harga sumber daya manusia turun," tambah Morrison.
Dilansir dari The Australian Tribune, Daniel Wild dari Institute of Public Affairs memperkirakan bahwa untuk memenuhi target pengurangan emisi Perjanjian Iklim Paris, Australia perlu menghabiskan AUS$ 52 miliar atau Rp 564 triliun selama 12 tahun ke depan.
Baca: Posisi Deputi Perdana Menteri Australia Digoyang
Untuk harga yang sama, Australia bisa membangun setidaknya 11 negara bagian pembangkit listrik tenaga nuklir.
Hal ini didasarkan pada harga yang disesuaikan dengan inflasi per pembangkit listrik sebesar AUS$ 4,53 miliar atau Rp 49 triliun, perkiraan harga resmi terakhir di Australia adalah AUS$ 3,5 miliar atau Rp 38 triliun pada 2006.
Berdasarkan tipe bangunan PLTN dari AS (yang kemungkinan besar akan ditiru Australia), perkiraan kapasitas rata-rata 1000 megawatt menghasilkan sekitar 8,500 gigawatt/jam.
Jumlah total daya yang dikonsumsi di Australia tahun lalu adalah 260.154,6 gigawatt/jam.
Baca: Ini Klarifikasi Dubes Australia Soal Pindah Kedutaan ke Yerusalem
Jika Australia memiliki 11 PLTN yang beroperasi maka dapat menghasilkan 93.500 gigawatt/jam.
Sumber energi listrik Australia dari nuklir akan menghasilkan dua kali lipat jumlah total daya saat ini, yang dihasilkan dari energi terbarukan Australia yaitu 40.711,3 gigawatt/jam.