TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-ocha, secara resmi meluncurkan akun media sosial pribadi atau medsos pada Minggu, 14 Oktober 2018. Prayuth yang mantan Panglima Militer itu, membuat akun Facebook, Twitter dan Instagram.
Dikutip dari smh.com.au pada Rabu, 17 Oktober 2018, peluncuran tiga akun media sosial itu ditujukan supaya Prayuth bisa merangkul masyarakat Thailand lewat media sosial dan melayani dengan lebih baik. Prayuth telah lebih dari empat tahun berkuasa di Thailand melalui kudeta militer.
Melalui peluncuran akun resmi media sosial ini, Prayuth berharap bisa mendengar langsung dari masyarakat Thailand tentang masalah yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari dan mencoba untuk menyelesaikannya. Tindakan Prayuth ini, bertolak belakang sikapnya selama ini yang tidak mentoleransi kritik publik, melarang kampanye media sosial oleh partai-partai politik dan hanya memberikan pidato satu arah. Prayuth kini lebih melembutkan sikapnya.
Namun sehari setelah diluncurkan, tanggapan negatif membanjiri halaman Facebook resmi Perdana Menteri Prayuth atau saat Prayuth menulis status yang meminta saran dari para pengikutnya tentang kebijakan pemerintahnya. Reaksi dengan cepat bermunculan dengan lebih dari 9 ribu komentar dalam waktu kurang dari 24 jam, dimana mayoritas komentar yang masuk bernada negatif.
"Anda adalah beban bagi negara ini. Anda adalah bobot mati negara. Jika Anda tidak mengundurkan diri, mari kita membuat pemilu bebas dan adil,” tulis Kraisorn Chuakram, seorang penguna media sosial.
Baca: Menjelang Pemilu, 4 Menteri di Thailand Bentuk Partai Baru
Banyak kritik yang menyebut tindakan Prayuth ini sebagai kampanye online sementara partai-partai di Thailand masih di bawah aturan tak boleh melakukan politik parsial, mempolitisir publik atau menggelar unjuk rasa. Pembatasan yang ketat terhadap partai-partai politik dan kampanye diberlakukan setelah pemerintahanYingluck Shinawatra, digulingkan militer dalam kudeta empat tahun lalu.
Baca: Pemimpin Kudeta Thailand Jadi Perdana Menteri
“Melarang orang lain melakukan kampanye melalui media sosial tetapi membuka akun Facebook untuk dirinya sendiri?,"kata Suvipan Jampa dalam kolom komentar yang kemudian ditanggapi oleh 1.300 user. Beberapa user bahkan ada yang langsung memberikan kecaman.
"Saya akan memilih Pheu Thai dalam pemilihan umum berikutnya," kata pengguna Facebook, Sichai Patthana.
Akun media sosial Prayuth diwarnai slogan bertulis ‘stabilitas, kemakmuran dan keberlanjutan". Ditampilkan pula survei dimana pengunjung dapat memilih kebijakan favorit mereka di bawah pemerintahan Prayuth.
"Tidak apa-apa bahwa orang-orang memiliki komentar negatif atau sudut pandang yang berbeda, tetapi mereka harus berbicara dengan sopan. Saya pikir perdana menteri baik-baik saja dengan itu." kata Puttipong Punnakanta, Wakil Sekretaris Jenderal untuk Perdana Menteri.
Seorang pengguna Facebook bernama Karnokporn Pongsattapichate menyuarakan cinta dan keyakinannya pada Prayuth di tengah derasnya komentar negatif. Karnokporn menulis ingin agar Prayuth menjabat selama mungkin karena masyarakat Thailand takut orang-orang jahat akan kembali dan membakar Negeri Gajah Putih itu.
ASIA ONE | SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA