TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, membela Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, dalam kasus hilangnya wartawan Jamal Khashoggi, 59 tahun. Trump mengatakan Mohammed bin Salman tak tahu apa yang terjadi di kantor konsulat jenderal Arab Saudi di Istambul, Turki, pada 2 Oktober 2018.
"Baru saja bicara dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman yang sepenuhnya menyangkal tahu apa yang terjadi di kantor konsulat mereka di Turki," kata Trump, seperti dikutip dari Reuters, Rabu, 17 Oktober 2018.
Trump melalui akun media sosialnya menulis Mohammed bin Salman telah mengatakan padanya bahwa Riyadh telah memulai penyidikan atas kasus ini. Misteri hilangnya Khashoggi akan segera terjawab.
Baca: Jam Tangan Apple Jamal Khashoggi Rekam Pembunuhan Dirinya
Presiden AS Donald Trump berjabat tangan dengan Wakil Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman di Gedung Putih, Washington, AS, 14 Maret 2017. Trump bertemu dengan Pangeran Mohammed yang juga merupakan menteri pertahanan, saat badai salju menghantam Washington dan wilayah utara Amerika. REUTERS/Kevin Lamarque
Baca: Raja Saudi Perintahkan Jaksa Investigasi Raibnya Jamal Khashoggi
Sebelumnya Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompoe dalam pernyataannya mengatakan Riyadh menyangkal mengetahui apa yang terjadi di kantor konsulat jenderal Arab Saudi di Istambul, Turki. Pernyataan itu disampaikan usai bertemu Raja Salman dan Mohammed bin Salman di Riyadh, Selasa, 16 Oktober 2018.
Setelah dari Arab Saudi, Pompeo akan bertolak ke Turki untuk berbicara dengan pejabat tinggi di negara itu soal kasus ini. Dia memastikan ada komitmen serius untuk menemukan seluruh fakta-fakta dan memastikan adanya pertanggung jawaban atas kasus ini.
Kasus hilangnya Khashoggi telah membuat Washington saat ini berada dalam tekanan. Delegasi Partai Republik di Komite Keuangan DPR, Jeb Hensarling, mengatakan hubungan baik pemerintah Amerika Serikat dengan Kerajaan Arab Saudi dipertaruhkan jika benar Riyadh terlibat dalam dugaan pembunuhan Khashoggi, wartawan asal Arab Saudi yang dikenal suka mengkritik kebijakan Riyadh.