TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Senat Amerika Serikat dari Partai Republik, Lindsey Graham, menuding Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, telah memerintahkan pembunuhan terhadap wartawan senior asal Arab Saudi, Jamal Khashoggi.
"Tidak ada yang terjadi di Arab Saudi tanpa sepengetahuan Mohammed bin Salman. Saya telah menjadi penentang terbesar mereka di Senat Amerika Serikat. Orang ini (Mohammed bin Salman) telah membunuh (Khashoogi) di kantor konsulat jenderal di Turki dan berharap saya bisa mengabaikan kasus ini. Bagi saya, Mohammed bin Salman itu seperti racun. Dia tidak pernah bisa dianugerahi sebagai seorang pemimpin dunia," kata Graham, seperti dikutip dari Reuters, Rabu, 17 Oktober 2018.
Baca: Raja Saudi Perintahkan Jaksa Investigasi Raibnya Jamal Khashoggi
Selain Graham, sejumlah anggota Kongres Amerika Serikat, menyuarakan kritik keras pada Kerajaan Arab Saudi sejak Khashoggi dilaporkan menghilang saat hendak mencatatkan pernikahannya yang keempat di kantor konsulat jenderal Arab Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober 2018. Khashoggi, 59 tahun adalah wartawan senior warga negara Arab Saudi yang sejak 2017 menetap di Amerika Serikat dan menulis untuk Washington Post.
Baca: Jamal Khashoggi Raib, Raja Salman Telpon Presiden Erdogan
"Ini bukan pembunuhan sadis, tetapi seorang Putra Mahkota yang keji. Saya ingin menangguhkan penjualan senjata Amerika Serikat ke Arab Saudi selama dia berkuasa. Saat Raja Salma dihormati di Arab Saudi, Putra Mahkota malah membuat tindakan provokator di sana," kata Graham.
Grahama mengaku tidak tahu apa rencana Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terhadap kasus ini. Dia sendiri memiliki rencana untuk menjatuhkan sanksi ke Kerajaan Arab Saudi. Graham pun heran mengapa Putra Mahkota Mohammed bin Salman mendapat dukungan, khususnya dari Trump.
Sebelumnya pada Selasa, 16 Oktober 2018, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, menemui Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, di ibu kota Riyadh. Pertemuan ini untuk membahas hilangnya Khashoggi, yang dikenal suka mengkritik kebijakan Kerajaan Arab Saudi.