Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mahasiswa Asal Cina yang Kuliah di Amerika Turun, Kenapa?

Reporter

image-gnews
Gedung Widener Library di kampus Harvard University, Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat, 30 Juni 2015. Nama Harvard diambil dari nama John Harvard, penyumbang terbesar universitas tersebut, yang merupakan lulusan Universitas Cambridge, Inggris. Victor J. Blue/Bloomberg via Getty Images
Gedung Widener Library di kampus Harvard University, Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat, 30 Juni 2015. Nama Harvard diambil dari nama John Harvard, penyumbang terbesar universitas tersebut, yang merupakan lulusan Universitas Cambridge, Inggris. Victor J. Blue/Bloomberg via Getty Images
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tren mahasiswa asal Cina yang melanjutkan sekolah ke Amerika Serikat, khususnya pendidikan S1, mengalami penurunan. Kondisi ini telah menimbulkan kekhawatiran banyak universitas di Amerika Serikat terkait revenue dan penelitian akademik.

Dalam satu dekade, tren mahasiswa asal Cina di level S1 yang melanjutkan kuliah ke Amerika Serikat konsisten tumbuh dengan cepat. Namun sejak 2017, untuk pertama kali terjadi penurunan.

Menurut Rahul Choudaha, peneliti dari Pusat Study Pendidikan Tinggi di Universitas California, Berkeley, Amerika Serikat, beberapa universitas bahkan mengalami penurunan yang sangat signifikan terkait penerimaan mahasiswa baru asal Cina. Penurunan signifikan terjadi pada fakultas ilmu pengetahuan, teknologi, mesin dan matematika.

Baca: Kemendikbud Tawarkan 3 Kunci Pendidikan di Hari Anak Nasional

Sejumlah mahasiswi belajar di Harvard Yard, kawasan berumput, di kampus Harvard University di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat, 30 juni 2015. Kampus ini memiliki arela berumput seluas 9,1 hektar. Victor J. Blue/Bloomberg via Getty Images

Baca: Bandingkan Cina, KPK: 14 Sekolah Kedinasan Harus Antikorupsi

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berdasarkan analisa data Yayasan Ilmu Pengetahuan Nasional Amerika Serikat, jumlah mahasiswa S1 dari Cina di program pendidikan non-ilmu pengetahuan dan non-teknik turun 1.920 pada 2017 dibanding 2016.

"Pada 2006, jumlah mahasiswa S1 dari Cina di Amerika Serikat sebesar 10.000 orang dan pada 2016 naik menjadi 142 ribu. Namun sekarang penurunan mulai terjadi," kata Choudaha, seperti dikutip dari asiaone.com, Minggu, 14 Oktobe 2018.

Dia mengatakan ada banyak faktor yang menjadi penyebab perubahan ini. Salah satunya, rethorika anti-imigran dan iklim di Amerika Serikat yang tidak bersahabat.

"Dalam pemilu 2016, Presiden Donald Trump telah mengubah arah bagaimana membuat Amerika Serikat sebagai sebuah negara. Pada level pendidikan S1, keluarga membuat keputusan berdasarkan pilihan anak dan keamanan mereka," kata Choudaha.

Berbagai larangan, termasuk pembatasan perpanjang visa bagi mahasiswa asal Cina dan lingkup penelitian di area sensitif bagi kedua negara, telah menjadi hambatan. Financial Times dalam laporannya belum lama ini menyebut, pemerintahan Trump menolak banyak proposal pendidikan mahasiswa dari Cina.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Putin Menang Pemilu, Begini Reaksi Dunia

19 jam lalu

Putin Menang Pemilu, Begini Reaksi Dunia

Kemenangan Putin sebagai presiden Rusia untuk kesekian kalinya ini memicu komentar, kebanyakan negatif, dari dunia internasional.


Korea Utara Tembakkan Rudal Balistik di Tengah Kunjungan Menlu AS ke Seoul

21 jam lalu

Pemimpin Korea Utara Kim Jong bersama putrinya menyaksikan peluncuran rudal balistik antarbenua Hwasong-18 saat latihan di lokasi yang tidak diketahui pada 18 Desember 2023. Korea Utara telah menembakkan ICBM dengan jangkauan yang dapat menyerang di mana saja di Amerika Serikat. KCNA via REUTERS
Korea Utara Tembakkan Rudal Balistik di Tengah Kunjungan Menlu AS ke Seoul

Aksi Korea Utara menembakkan rudal balistik dilakukan di tengah kunjungan Antony Blinken ke Korea Selatan.


Israel Tolak Tunduk pada Tekanan Internasional untuk Hentikan Serangan ke Rafah

21 jam lalu

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengadakan konferensi pers dengan Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Menteri Kabinet Benny Gantz (tidak digambarkan) di pangkalan militer Kirya di Tel Aviv, Israel, 28 Oktober 2023. ABIR SULTAN POOL/Pool via REUTERS
Israel Tolak Tunduk pada Tekanan Internasional untuk Hentikan Serangan ke Rafah

PM Israel Benjamin Netanyahu menegaskan tidak akan tunduk pada tekanan internasional untuk menghentikan serangan di Jalur Gaza, termasuk Rafah.


Tim Mahasiswa UI Raih Pendanaan Internasional untuk Atasi Krisis Air Bersih di TPA Cipayung

21 jam lalu

Tim Proyek Aquinas GWB Program SEG. Kiri-Kanan: M. Rizki Setiawan, Annesa Hanabila, Stella Eulia Andoko, Michael Partogi. (Dol Humas UI)
Tim Mahasiswa UI Raih Pendanaan Internasional untuk Atasi Krisis Air Bersih di TPA Cipayung

Tim mahasiswa UI akan melakukan eksplorasi kondisi air tanah serta mengedukasi masyarakat setempat mengenai pentingnya air bersih.


Joe Biden Meledek Mental Donald Trump Tak Cocok Jadi Presiden

1 hari lalu

Pendukung Presiden AS Donald Trump berunjuk rasa menjelang pelantikan Presiden terpilih Joe Biden, di tengah wabah penyakit virus corona (Covid-19), di Tokyo, Jepang 20 Januari 2021. [REUTERS / Issei Kato]
Joe Biden Meledek Mental Donald Trump Tak Cocok Jadi Presiden

Joe Biden meledek Donald Trump dengan menyebutnya sudah tua dan tak cocok mentalnya untuk menjadi presiden Amerika Serikat


Donald Trump Sebut Tak Akan Ada Pemilu Lagi Jika Ia Kalah

1 hari lalu

Presiden AS Donald Trump meniup lilin ulang tahunnya saat makan siang bersama Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, di Singapura, Senin, 11 Juni 2018. Kejutan kue ulang tahun tersebut diberikan oleh Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan. Ministry of Communications and Information Singapore via AP
Donald Trump Sebut Tak Akan Ada Pemilu Lagi Jika Ia Kalah

Donald Trump memprediksi akhir dari pemilu di AS jika ia kalah dari Joe Biden pada November mendatang.


TikTok Makin Disukai sekaligus Tambah Dibenci di Amerika Serikat

1 hari lalu

Ilustrasi TikTok. shutterstock.com
TikTok Makin Disukai sekaligus Tambah Dibenci di Amerika Serikat

TikTok untuk kembali jadi objek perdebatan petinggi Amerika Serikat dan China setelah DPR AS meloloskan RUU pemblokirannya.


75 tahun Hubungan Diplomatik Amerika-Indonesia, Sutradara Razi Jafri Bikin Lokakarya

2 hari lalu

Razi Jafri, pembuat dan produser film dokumenter yang berbasis di Detroit, Amerika Serikat. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta
75 tahun Hubungan Diplomatik Amerika-Indonesia, Sutradara Razi Jafri Bikin Lokakarya

Bagian dari perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Amerika-Indonesia, Razi Jafri, seorang sutradara dari Detroit didapuk memberi lokakarya.


Kapal Bantuan Pertama Tiba di Gaza, 200 Ton Makanan Siap Dibagikan untuk Warga Palestina

2 hari lalu

Tongkang World Central Kitchen (WCK) berisi makanan yang tiba di lepas pantai Gaza, di mana terdapat risiko kelaparan setelah lima bulan kampanye militer Israel, dalam gambar selebaran yang dirilis pada 15 Maret 2024. REUTERS
Kapal Bantuan Pertama Tiba di Gaza, 200 Ton Makanan Siap Dibagikan untuk Warga Palestina

Sebanyak 200 ton bahan makan telah tiba di Gaza oleh badan amal Amerika Serikat untuk dibagikan kepada warga Palestina


Pendaftar IISMA 2024 Naik hingga 6.041 Mahasiswa Dibandingkan Tahun Lalu

2 hari lalu

Tiga mahasiswa Polibatam yang mengikuti program IISMA di Conversty University. Dok. Vokasi
Pendaftar IISMA 2024 Naik hingga 6.041 Mahasiswa Dibandingkan Tahun Lalu

Pendaftar IISMA meningkat hingga 6.041 mahasiswa dari pendaftar pada 2023 sebanyak 9.170 mahasiswa kini menjadi 15.211 mahasiswa