TEMPO.CO, Jakarta - Badan PBB yang menangani masalah anak-anak, UNICEF, melaporkan dua balita meninggal di kamp pengungsi Suriah, di Rukban, sebuah wilayah perbatasan Suriah-Yordania. Dua bayi itu meninggal karena kurangnya pasokan medis ke Rukban.
Dikutip dari aawsat.com, Jumat, 12 Oktober 2018, dua bayi yang meninggal itu adalah satu bayi laki-laki berusia 5 hari dan bayi perempuan berusia 4 bulan. Keduanya meninggal dalam tempo 48 jam karena tak mendapat perawatan yang memadai.
Baca: Pengungsi Suriah di Perbatasan Yordania Terancam Kelaparan
Sekjen PBB Antonio Guterres membaca buku bersama anak pengungsi Suriah saat mengunjungi sekolah darurat di kamp pengungsian Al Zaatari di kota Yordania, 28 Maret 2017. REUTERS/Ammar Awad
Baca: PBB Desak Yordania Buka Pintu Bagi Pengungsi Suriah
Menanggapi kondisi ini lembaga HAM, Syrian Observatory for Human Rights pada Rabu, 10 Oktober 2018 mengatakan Angkatan Bersenjata Suriah telah memutus jalan yang biasa digunakan untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk menekan penyelundupan bahan makanan. Hal ini berdampak karena kondisi di kamp-kamp pengungsian semakin memburuk. UNICEF memiliki sebuah klinik di Yordania yang dekat dengan perbatasan, tetapi tak cukup melayani kebutuhan perawatan kesehatan yang dibutuhkan.
"Sekali lagi, UNICEF mengajukan banding kepada seluruh pihak dalam konflik Suriah dan mereka yang memiliki pengaruh agar mengizinkan bantuan kemanusiaan dan kebutuhan dasar masuk, termasuk kesehatan bagi anak-anak dan keluarga," kata Geert Cappelaere, Kepala UNICEF wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara.
Pada 2017, PBB memperkirakan sekitar 45 ribu pengungsi Suriah, yang sebagian perempuan dan anak-anak terjebak di Rukban, sebuah wilayah perbatasan Suriah-Yordania-Irak yang dikuasai oleh Damaskus. Yordania telah mengizinkan sejumlah bantuan kemanusiaan memasuki wilayah itu, tetapi izin itu percuma karena pintu perbatasan tertutup karena Rakban di bawah kekuasaan Damaskus.