TEMPO.CO, Washington – Perintah Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Jim Mattis, agar 80 persen pesawat jet tempur siap tempur ditanggapi dingin oleh sebagian kalangan militer.
Baca: Jet Tempur F-35 Digodok 11 Negara, Ini Kekuatannya
Permintaan Mattis, yang dikirim pada September 2018 kepada Angkatan Udara dan Angkatan Laut AS, itu dianggap kurang realistis.
“Hingga saat ini, poin utama pembicaraan kami adalah butuh waktu tahunan untuk terciptanya masalah yang ada saat ini. Sehingga, butuh waktu tahunan juga untuk bisa keluar,” kata seorang perwira militer AS, yang enggan diungkap identitasnya, kepada Washington Examiner pada Kamis, 11 Oktober 2018 waktu setempat.
Baca:
Baca Juga:
Jim Mattis Serukan 80 Persen Pesawat Jet AS Siap Tempur, Ada Apa?
“Kita saat ini berada dalam lubang yang besar,” lanjut perwira tadi. Dia mencontohkan hanya 53,3 persen pesawat tempur AL F/A-18 Super Hornets yang masuk dalam kategori mission-capable atau siap melaksanakan misi.
Ini artinya pesawat itu siap diterbangkan tapi untuk mampu melakukan pertempuran pesawat ini butuh rating lebih tinggi yaitu ‘fully mission-capable’. Dan hingga September 2018, jumlah F/A-18 yang siap tempur masih di bawah 50 persen. Seorang perwira bidang penerbangan mengatakan,”Saya tidak yakin itu mungkin dilakukan.”
Baca: Serang Taliban, Pertama Kali Amerika Serikat Gunakan Jet F-35
Komite Angkatan Bersenjata Senat membahas soal ini pada rapat dengan pimpinan Angkatan Udara pada Rabu waktu setempat. “Saya mencoba mencari tahu sedikit. Saya pikir maskapai Delta Airlines memiliki kesiapan armada hingga 86 persen. Tapi bagi AU dan jet tempur F-35 yang baru aktif, saya pikir kesiapannya sekitar pertengahan 60 persen,” kata Senator Dan Sullivan, salah satu pimpinan Komite, saat menanyai Sekretaris Angkatan Udara Heather Wilson dan Jenderal David Goldfein, kepala staf Angkatan Udara.
Menteri Pertahanan Jim Mattis berbicara di Pentagon, 13 April 2018. (AP Photo/Carolyn Kaster)
“Ini angka-angka yang mengerikan,” kata John Venable, seorang peneliti senior di Heritage Foundation, yang pernah bertugas selama 25 tahun di Angkatan Udara. Menurut dia, gaya kepemimpinan yang membebaskan anak buah mengambil keputusan hilang saat ini bersama para komandan dengan berakhirnya pemerintahan Presiden Barack Obama.
Baca: Harga Pesawat Jet Tempur Canggih F-35 Turun, Kenapa?
“Saat itu, mereka tidak mendapatkan dana, mereka tidak diberikan kepastian yang mereka butuhkan untuk memimpin pasukan mereka. Sekarang, tidak ada lagi alasan. Orang-orang ini punya uang, dan tenaga, dan mesinnya,” kata Venable.
Seperti dilansir media Russia Today dari Defense News, Menhan Jim Mattis meminta Pentagon menyiapkan 80 persen jet tempur dalam kondisi siap tempur. Ini berlaku bagi Angkatan Udara dan Angkatan Laut, yang mengelola armada pesawat jet tempur.
Pesawat jet tempur utama Amerika yang dimaksud adalah F-35, F-2, F-16 dan F-18, yang saat ini berada dalam kondisi siap tempur. Pada 2017, kurang dari separuh jet tempur F-22 masuk dalam kategori siap tempur. Dan jet tempur F-35, yang terkenal mahal, mengalami kecelakaan pertama pada September 2018 hanya beberapa hari setelah armada ini mulai mengudara dan bertempur untuk pertama kalinya.