TEMPO.CO, Jakarta - Petugas Kepolisian Bandara di India diperintahkan untuk mengurangi senyum kepada para penumpang di bandara. Larangan itu karena para pejabat tinggi di India menuding serangan teror di Amerika Serikat pada 2001 karena petugas Kepolisian Bandara lebih fokus pada keramahan.
Pusat Keamanan Industri atau CISF, sebuah lembaga yang bertanggung jawab pada keamanan penerbangan di India, mengatakan aturan agar petugas Kepolisian Bandara tersenyum lebar saat bertugas akan segera dihapuskan. Ini agar petugas lebih waspada ketimbang ramah.
Baca: Letusan Senjata di Bandara Soekarno- Hatta, Polisi Tanggung Jawab
“Kami tidak bisa bersikap lebih ramah kepada para penumpang setelah melihat apa yang terjadi pada teror 9 September 2001 di Amerika Serikat. Terlalu berlebihan bergantung pada keramah tamahan,” kata Direktur CISF, Rajesh Ranjan, dikutip dari asiaone.com, Rabu, 10 Okotber 2018.
Selain menerapkan aturan mengurangi senyum pada penumpang, petugas kepolisian bandara juga akan dilatih analisis perilaku oleh konsultan internasional. India telah mengalami kenaikan hingga enam kali jumlah penumpang pesawat terbang dalam satu dekade terakhir. Mereka memanfaatkan konektivitas udara yang sudah lebih baik dan harga yang semakin terjangkau.
Baca: Polisi Pastikan Bandara Soekarno-Hatta Aman dari Terorisme
Akan tetapi, banyak bandara di India tertatih mengatasi lonjakan penumpang ini. Para analis telah memperingatkan pemerintah India perlu anggaran pengeluaran miliaran dollar Amerika untuk mendorong kapasitas dan keamanannya.
Sebelumnya pada awal Oktober 2018, pemerintah India mengatakan para penumpang penerbangan domestik bisa meninggalkan boarding pass mereka di rumah. Hal ini bagian dari pengembangan teknologi pengenalan wajah di bandara.