TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Perdana Menteri Malaysia Dato Seri Wan Azizah Wan Ismail akan melakukan kunjungan kerja ke Indonesia pada 9 Oktober 2018.
Lawatan ini akan menjadi kunjungan bilateral pertama Wan Azizah setelah diangkat sebagai Wakil Perdana Menteri Malaysia pada 21 Mei lalu.
Baca: Wan Azizah Dilantik sebagai Wakil PM Malaysia Perempuan Pertama
Wan Azizah akan didampingi Senator Dato Marzuki Yahya, Wakil Menteri Luar Negeri serta pejabat dari Kantor Wakil Perdana Menteri, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perempuan, Keluarga, dan Pengembangan Masyarakat, serta Kementerian Perdagangan Internasional dan Industri, seperti dilaporkan kepada Tempo.
Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengunjungi Wakil Perdana Menteri Malaysia Yang Amat Berhormat Dato' Seri Dr Wan Azizah Wan Ismail di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa, 6 Agustus 2018.
Selama kunjungan, Wakil Perdana Menteri diharapkan memenuhi undangan Jusuf Kalla, Wakil Presiden Indonesia, dan diikuti dengan pertemuan dengan Yohana Susana Yembise, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Baca: Wan Azizah Wan Ismail Akan Bantu Pemulihan Pariwisata NTB
Wan Azizah juga dijadwalkan mengunjungi Pusat Koordinasi ASEAN untuk Bantuan Kemanusiaan untuk Penanggulangan Bencana (AHA Centre) guna pengarahan mengenai kerja koordinasi saat ini, yang dilakukan AHA Centre untuk mengirim bantuan kemanusiaan oleh Negara Anggota ASEAN bagi para korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.
Presiden Partai Keadilan Rakyat Wan Azizah Wan Ismail (tengah) berfoto dengan suaminya, Anwar Ibrahim, yang juga bekas Deputi PM Malaysia, di rumahnya seusai pembebasan Anwar dari Penjara Sungai Buloh Malaysia. Channel News Asia
Wakil Perdana Menteri juga akan mengadakan pertemuan dengan para pengusaha industri Indonesia dan diaspora Malaysia di Jakarta.
Baca: Anwar Ibrahim Bakal Jadi Presiden PKR, Wan Azizah Bilang Ini
Indonesia adalah salah satu teman terdekat dan tetangga penting Malaysia. Pada 2017, total perdagangan bilateral tercatat RM 72,63 miliar atau sekitar Rp 266 triliun, meningkat 22 persen dibandingkan dengan 2016.
Ini menjadikan Malaysia sebagai mitra dagang terbesar ketujuh secara global dan mitra dagang terbesar ketiga di antara negara-negara anggota ASEAN setelah Singapura dan Thailand.