TEMPO.CO, Jakarta - Kasus hilangnya wartawan asal Arab Saudi, Jamal Khashoggi, 59 tahun, di kantor konsulat jenderal Arab Saudi di Istanbul, Turki, telah menyita perhatian Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Dia bahkan mengaku memantau perkembangan kasus ini.
"Sebagai Presiden Republik Turki, saya mengikuti kasus ini. Kami sedang berusaha mengungkap kasus ini dan akan menyampaikan pada dunia hasilnya," kata Erdogan di hadapan wartawan, Ankara, Minggu, 7 Oktober 2018, waktu setempat.
Baca: Wartawan Jamal Khashoggi Diduga Sudah Dibunuh
Jamal Khashoggi. Middle East Monitor/Handout via REUTERS
Baca: Penyelidik Saudi Tiba di Istanbul, Selidiki Kasus Jamal Khashoggi
Khashoggi adalah wartawan di Washington Post berkewarganegaraan Arab Saudi. Dia dikenal suka mengkritik kepemimpinan Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Mohammed bin Salman. Dia dilaporkan hilang setelah memasuki kantor konsulat jenderal Arab Saudi di Istanbul, Turki, pada Selasa 2 Oktober 2018, untuk menyerahkan dokumen dan mencatatkan pernikahan yang keempat akan segera dilangsungkan.
Tunangan Khashoggi, yang warga negara Turki, menunggu kekasihnya di luar kantor konsulat jenderal Arab Saudi sampai 11 jam. Namun Khashoggi tak pernah muncul lagi.
"Insya Allah, kami tidak akan dihadapkan pada sebuah situasi yang tidak kita inginkan. Saya masih penuh harap. Ini sangat mengecewakan karena terjadi di negara kami," ujar Erdogan, seperti dikutip dari aljazeera.com pada Senin, 8 Oktober 2018.
Sebelumnya pada Sabtu, 6 Oktober 2018, sumber di Turki mengatakan kepada Reuters telah muncul keyakinan Khashoggi dibunuh di kantor konsulat jenderal Arab Saudi di Istanbul, Turki. Namun sumber di kantor konsulat tersebut menyangkal adanya dugaan pembunuhan terhadap Khashoggi dan menyebut tuduhan ini sangat tidak berdasar.