TEMPO.CO , Kuala Lumpur – Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, memiliki persepsi unik mengenai dampak pertengkaran politiknya dengan bekas PM Najib Razak, yang juga anak asuh politiknya.
Baca:
Menurut Mahathir, pertengkaran politik antara dirinya dan Najib membantunya untuk terus berpikir sehingga otaknya terlatih bekerja dan tidak kehilangan memori.
“Saya mengalami pertengkaran politik hebat dengan PM yang sebelumnya. Jadi setiap saat pikiran saya aktif memikirkan cara dan alat untuk mengganti pemerintahan,” kata Mahathir seperti dilansir Channel News Asia pada Sabtu, 6 Oktober 2018.
Baca:
Mahathir melanjutkan,”Jadi jika Anda terus berpikir, menggunakan otak Anda, itu artinya Anda tidak akan kehilangan memori seperti yang biasa dialami orang tua,” kata Mahathir, yang berbicara dalam pembukaan konferensi bertema “Ageing, Learning and Technology: Enriching Lives Connecting Community”.
Saat ini, Mahathir tercatat sebagai pemimpin dunia tertua dengan usia mencapai 93 tahun. Dia menjelaskan kembalinya dia ke pentas politik nasional Malaysia karena besarnya keinginan publik untuk mengganti pemerintahan.
Baca:
“Dua pekan setelah saya pensiun, orang-orang datang menemui saya. Mereka tidak suka dengan pengganti saya. Mereka bertanya apakah saya bisa melakukan sesuatu soal ini,” kata Mahathir, yang pensiun pada Oktober 2013 setelah memerintah sebagai PM selama 22 tahun. Saat itu, Mahathir digantikan Abdullah Badawi, yang kemudian digantikan Najib Razak.
“Jadi saat itu saya mulai melakukan sesuatu. Saya menjadi sangat aktif. Tentu saja ketika pengganti saya menyerah, kita memiliki orang kedua untuk menggantikan orang pertama,” kata dia.
Baca:
Sayangnya, lanjut Mahathir, orang-orang datang kepada saya dan mengatakan agar melakukan sesuatu mengenai Najib Razak. “Pertama, saya mencoba memberi nasihat, tapi tidak berhasil. Lalu, saya putuskan tidak bisa membiarkan orang itu menjadi pemimpin jadi saya meninggalkan partai (Umno),” kata dia.
Seperti dilansir Malaysia Kini, Najib sedang menjalani proses hukum dengan 34 gugatan terkait pelanggaran kepercayaan, penyalahgunaan kekuasaan dan pencucian uang terkait skandal 1MDB, yang merupakan perusahaan investasi milik pemerintah Malaysia dan kehilangan dana hingga puluhan triliun rupiah.
Soal masa pensiun, Mahathir menyarankan orang-orang untuk tetap beraktivitas agar tidak menjadi pikun. “Ini bukan soal otot saja tapi juga otak. Jika tidak digunakan, otak cenderung mundur,” kata dia.