TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan mengatakan, pasukannya tidak akan meninggalkan Suriah hingga negeri Timur Tengah yang tercabik-cabik akibat perang tersebut menggelar pemilihan umum.
Baca: Turki Gelar Operasi Militer Gempur Kurdi di Afrin, Suriah
Erdogan mengatakan pasukan Turki dan sekutunya di Suriah berada di 6 kilometer Afrin pusat. [Khalil Ashawi/Reuters]
"Kapan saja rakyat Suriah menggelar pemilihan umum, kami akan segera meninggalkan Suriah dan mengembalikan kepada mereka sebagai pemilik negeri," kata Erdogan di forum Dunia TRT di Istanbul, Kamis 4 Oktober 2018.
Turki mengirimkan pasukan tempur ke Suriah pada Agustus 2016 untuk membersihkan wilayah perbatasan dari militan ISIS. Selain itu, Turki juga melakukan operasi militer di Afrin, utara Suriah, guna memerangi kelompok bersenjata Kurdi yang berafiliasi ke organisasi terlarang Partai Pekerja Kurdi, PKK.Salah satu Peninggalan situs bersejarah dan situs warisan ikonik berabad-abad (Roman Theater) rusak berat setelah pertempuran panjang di kota Afrin, Suriah. Reuters
Dalam pidatonya, sebagaimana dikutip Al Jazeera pada Jumat 5 Oktober 2018, Erdogan menambahkan, Ankara tidak menemui kesulitan melakukan pembicaraan dengan berbagai kelompok pemberontak di Provinsi Idlib, utara Suriah.
Baca: Turki Perang di Dua Laga Tempur Afrin Suriah
Sejak perang brutal yang melibatkan pemberontak melawan pasukan pemerintah Suriah pada 2011, sekitar 5,6 juta orang telah meninggalkan negara. Sementara 6,6 juta lainnya masih bertahan di dalam negeri. "Namun mereka kehilangan tempat tinggal," kata badan pengungsi PBB.