TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia membuka pintu bagi bantuan dari negara dan organisasi asing untuk korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.
Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK mengatakan bantuan internasional untuk korban bencana gempa dan tsunami Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, telah masuk.
"Hari ini masuk dari Jepang, New Zealand, dan India," kata dia di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis, 4 Oktober 2018, kepada Tempo.
Baca: BNPB Taksir Kerugian Gempa Palu Lebih dari Rp 10 Triliun
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan kepada Tempo ada 18 negara yang menawarkan bantuan untuk bencana gempa Donggala dan tsunami Palu, Sulawesi Tengah.
"Sudah ada 18 negara yang menawarkan bantuan untuk membantu penanganan bencana Palu," kata Wiranto dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin, 1 Oktober 2018.
Wiranto menyebutkan 18 negara itu di antaranya, Amerika Serikat, Perancis, Ceko, Swiss, Norwegia, Hungaria, Turki, Uni Eropa, Australia, Korea Selatan, Arab Saudi, Qatar, Selandia Baru, Singapura, Thailand, Jepang, India, dan Cina. Adapun organisasi internasional yang menawarkan bantuan juga datang dari The United Nations Development Programme (UNDP). Berikut rincian bantuan yang diberikan negara-negara dunia dan organisasi internasional.
Malaysia
Warga selamat gempa dan tsunami mencari kerabatnya yang hilang di Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis 4 Oktober 2018. Meski wilayah Balora tidak terdampak tsunami, tetapi kelurahan Balaroa hampir sepenuhnya terkubur oleh tanah yang mengalami likuifaksi dan terkubur akibat gempa besar yang terjadi. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Pemerintah Malaysia melalui Badan Manajemen Bencana Nasional (NADMA) bersama AHA Centre, TUDM dan United Nations Humanitarian Response Depot (UNHRD) Subang menyiapkan bantuan kepada korban gempa di Sulawesi dari Sistem Logistik Darurat Bencana untuk saham regional ASEAN (dElsa).
Melalui percakapan telepon sebelumnya hari ini antara YAB Dato 'Seri Dr. Wan Azizah binti Dr. Wan Ismail, Wakil Perdana Menteri Malaysia dengan Wapres Jusuf Kalla, Pemerintah Malaysia telah menawarkan bantuan pencarian dan penyelamatan melalui tim SMART, NADMA dan bantuan keuangan sebesar RM 500.000 atau Rp 1,8 miliar dari tabung Dana Amanah Bantuan Bencana Nasional (KWABBN) untuk meringankan beban korban Gempa, seperti disampaikan kepada Tempo.
Baca: Gempa Donggala, Mahathir Sentil Komite Bencana ASEAN
Beberapa Organisasi Non-Pemerintah (NGO) Malaysia seperti Persatuan Bulan Sabit Merah, MERCY Malaysia dan Islamic Relief Malaysia (IRM) juga telah menyatakan akan mengulurkan bantuan kemanusiaan melalui mitra mereka di Indonesia.
Pemerintah Indonesia telah menyatakan apresiasinya atas tawaran tersebut dan setuju untuk menerima bantuan yang ditawarkan dengan cepat. NADMA melalui Pusat Pengendalian Bencana Nasional dan Tim Mencari dan Penyelamatan Malaysia (SMART) akan terus memantau kejadian ini melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB), ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance (AHA Centre) dan UN Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (UNOCHA).
Wakil Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Dr Wan Azizah Wan Ismail, mengatakan ia telah berkomunikasi dengan Wapres Jusuf Kalla terkait pengiriman bantuan.
"Kami akan mengirimkan SMART (Tim Khusus Penanganan Bencana dan Penyelamatan) untuk tindakan pencarian dan evakuasi," kata Wan Azizah, seperti dilansir dai The Star.
Singapura
Singapura telah mengkonfirmasi mengirimkan bantuan untuk membantu korban bencana gempa Donggala dan tsunami di Palu atau disebut gempa Palu Donggala.
Selain menerjunkan pesawat angkutnya Singapura pun akan mengirimkan berbagai macam bantuan dalam bentuk lain membantu Indonesia dalam penanganan bencana gempa Palu Donggala tersebut.
Dilansir dari Channelnewsasia.com, Menteri Luar Negeri Singapura, George Yong-Boon Yeo mengatakan akan mengirimkan dua pesawat Singapore Air Force C-130 yang mengangkut berbagai logistik, seperti tenda, makanan, dan obat-obatan.
Pesawat C-130 akan terus disiagakan di Indonesia untuk bantuan penanggulangan. Pesawat ini pun dapat dipergunakan untuk mengevakuasi masyarakat keluar dari daerah yang terdampak.
Selain itu Pasukan Pertahanan Masyarakat Sipil Singapura (Singapore Civil Defence Force atau SCDF), sudah mengirimkan dua petugasnya untuk berpartisipasi dalam misi sepuluh hari ini Sulawesi Tengah sebagai bagian dari tim ASEAN Emergency Response dan Tim Asesmen. Tim ini diarahkan oleh Pusat Koordinasi Bantuan Kemanusiaan dalam manajemen bencana ASEAN.
SCDF pun sudah menyiapkan tim SAR dan bantuan pendampingan pada masyarakat penyintas bencana. Pemerintah Singapura juga akan mendonasikan Rp. 1,5 miliar pada Indonesia melalui Palang Merah Singapura yang menggalang dana untuk Palu dan Donggala sejak Senin, 1 Oktober 2018 lalu.