TEMPO.CO, Jakarta - Islamophobia bukan hanya dialami oleh Jerman, tetapi dihadapi oleh sejumlah negara lain di Eropa. Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Peter Schoof, mengatakan mereka yang Islamophobia hanya sebagian kecil dari populasi, tetapi sayangnya bagian kecil ini membuat banyak keributan.
"Secara umum di Jerman Anda bisa lihat ada masjid-masjid, umat Islam di Jerman bisa dengan bebas beribadah. Di kota asal saya Koln, sebuah kota besar di Jerman, ada aktor, aktris, politikus, yang beragama Islam. Kami tak punya masalah dengan hal itu," kata Schoof, Rabu malam, 3 Oktober 2018.
Baca: Di Jerman Serangan Kebencian Terhadap Islam Naik
Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Peter Schoof, kiri, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas T. Lembong, kanan, dalam acara peringatan hari bersatunya Jerman barat dan Jerman timur, Rabu, 3 Oktober 2018. Sumber: TEMPO/SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA
Baca: Warga Jerman Enggan Berhubungan dengan Muslim
Baca Juga:
Sebelumnya aljazeera.com pada Maret 2018 mewartakan ada 950 laporan serangan terhadap umat Islam dan masjid-masjid di Jerman sepanjang 2017. Angka itu berdasarkan data dari pemerintah Jerman. Sebagian besar pemeluk Islam di Jerman adalah keturunan Turki.
Pada Januari 2018, Kepolisian Jerman mulai mendaftarkan Islamophobia sebagai kejahatan khusus. Langkah ini dilakukan setelah komunitas Islam di Jerman menyerukan agar pemerintah Jerman mengambil langkah-langkah serius menyusul naik kejahatan anti-Islam.
Situs aljazeera.com dalam laporannya menulis, Kementerian Dalam Negeri Jerman menyebut ada 33 pemeluk Islam di Jerman mengalami luka-luka dalam serangan anti-Islam. Serangan itu diantaranya terhadap perempuan berjilbab, masjid dan institusi Islam. Kementerian Dalam Negeri Jerman mencatat pada tahun lalu setidaknya ada 60 serangan yang mengincar masjid-masjid dan institusi komunitas Islam lainnya.