TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama perusahaan petroleum Qatar, Saad Sherida Al- Kaabi, mengatakan, pihaknya tetap melanjutkan suplai gas alam ke Uni Emirat Arab melalui saluran pipa Dolphin meskipun wilayahnya diblokir.
"Wilayah darat, udara dan laut Qatar diblokir oleh UEA dan negara Teluk lainnya sejak 5 Juni 2017. Namun negeri itu tetap melanjutkan kerja sama pengiriman gas alam sesuai dengan perjanjian," tulis Middle East Monitor.
Baca: Qatar Adukan Uni Emirat Arab ke Mahkamah Internasional PBB
Ilustrasi pipa gas. Dok TEMPO
Al-Kaabi mengatakan kepada wartawan, perusahaan yang dia pimpin telah melakukan kontrak dengan UAE hingga 2032.
Baca juga:
Dia menjelaskan, perusahaan petroleum Qatar memproduksi sekitar dua miliar kubik per hari. "Sekitar 30 persen untuk suplai ke UEA," ucapnya di depan wartawan. "Qatar juga akan meningkatkan kapasitas setara dengan produksi minyak mentah dari 4,8 juta barel per hari menjadi 6,2 juta barel," paparnya.QNA, markas kantor berita Qatar. [Twitter]
Al-Kaabi menerangkan, proyek baru ini akan memperkuat posisi Qatar di industri gas dunia dan mendukung strategi rencana ekspansi petroleum Qatar.
Baca: Pembajakan Kantor Berita, Qatar Gugat Arab Saudi dan UEA
Qatar dan Uni Emirat Arab bersama Arab Saudi, Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik Juni 2017. Pemutusan itu disusul dengan blokade ekonomi, wilayah udara, darat dan laut. Keempat negara tersebut menuduh Qatar mendukung terorisme dan dekat denngan Iran. Tuduhan itu berkali-kali dibantah Qatar.