TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah film dokumenter membuat rekonstruksi detik-detik terakhir pesawat MH370 yang menunjukkan pesawat berputar di luar kendali dan menabrak laut.
Penyelidik mengatakan pesawat hampir pasti kehabisan bahan bakar setelah terbang ke arah yang salah di atas Samudra Hindia selama enam jam pada 8 Maret 2014.
Baca: Puing Pesawat MH370 Diyakini di Hutan Kamboja, Ini Alasannya
Dilansir dari Dailymail.co.uk, 26 September 2018, para insinyur dan ahli National Geographic untuk episode berjudul "Drain The Oceans" merekonstruksi apa yang terjadi ketika sebuah Boeing 777 kehabisan bahan bakar.
Insinyur mengatakan mesin yang kanan adalah yang pertama kali mati, yang berarti autopilot akan mendorong pesawat ke kiri untuk mengimbangi pesawat.
Insinyur rekonstruksi mengatakan mesin kanan adalah yang pertama mati, yang berarti autopilot akan mendorong pesawat ke kiri untuk mengimbangi.[National Geographic via Dailymail]
Kemudian mesin kiri akan berhenti dua menit kemudian, dan ketika autopilot gagal, pesawat akan jatuh dengan gerakan spiral sebelum benturan besar yang akan menewaskan seluruh penumpang berjumlah 249 di pesawat MH370.
Peristiwa hilangnya MH370 setelah keluar jalur saat menuju Beijing dari Kuala Lumpur, adalah salah satu misteri terbesar dalam sejarah penerbangan dunia.
Kemudian mesin kiri MH370 akan berhenti dua menit kemudian dan begitu autopilot gagal, pesawat akan jatuh ke dalam gerakan spiral sebelum tabrakan menewaskan seluruh 249 penumpang pesawat.[National Geographic via Dailymail]
Meskipun beberapa puing-puing pesawat MH370 telah ditemukan di lepas pantai Afrika, tidak ada bagian utama badan pesawat yang ditemukan meskipun pencarian seluas 46.000 kilometer persegi di Samudra Hindia dikerahkan.
Baca: Pesawat MH370 Terlacak di Google Earth, Pencarian akan Dilakukan
Film dokumenter yang disiarkan pada Kamis 20 September, menyoroti bagaimana tidak ada yang tahu mengapa pesawat itu menghilang.
Saat-saat terakhir penerbangan MH370 telah direkonstruksi untuk sebuah film dokumenter yang menunjukkan MH370 berputar di luar kendali dan menabrak laut. [National Geographic via Dailymail]
Kapten John Cox, CEO dari badan keselamatan penerbangan yang berkantor pusat di Washington, mengatakan pada acara itu ketika pesawat berbelok tanpa melapor ke Pengatur Lalu Lintas Udara (ATC) maka semuanya berujung pada pertaruhan.
"Itu bisa menjadi peristiwa teroris, itu bisa menjadi tindakan yang disengaja oleh anggota awak, itu bisa menjadi kegagalan teknis dalam sistem kelistrikan," kata John Cox.
Ilustrasi detik-detik pesawat MH370 menabrak laut menurut rekonstruksi.[National Geographic via Dailymail]
Pada Juli 2015, bagian sayap yang dikenal sebagai flaperon ditemukan di Pulau Reunion, sebelah timur Madagaskar. Sejak itu, 27 keping puing lain ditemukan.
Salah satu bagiannya adalah monitor TV, ditemukan oleh pemburu puing amatir, Blaine Gibson. Dia mengatakan ini adalah salah satu penemuan yang membuatnya meneteskan air mata.
Insinyur di National Geographic "Drain The Oceans" membuat teori bahwa pesawat MH370 kehabisan bahan bakar sebelum jatuh di Samudra Hindia pada Maret 2014. [National Geographic via Dailymail]
Bulan lalu, kepala penerbangan sipil Malaysia, Azharuddin Abdul Rahman, direktur jenderal Departemen Penerbangan Sipil Malaysia, mengundurkan diri setelah sebuah laporan menemukan kegagalan dalam pengendalian lalu lintas udara, karena kerabat korban mengklaim para pejabat menutupi apa yang sebenarnya terjadi pada pesawat MH370.
Penyelidik juga menemukan banyak penyimpangan oleh pengendali lalu lintas udara di Malaysia dan Vietnam.
Keluarga penumpang pesawat Malaysia Airlines MH370 membaca buku hasil investigasi pemerintah Malaysia selama empat tahun penyelidikan di Putrajaya, Malaysia, Senin, 30 Juli 2018. REUTERS/Sadiq Asyraf
Rahman mengatakan, laporan setebal 400 halaman yang dirilis pada 30 Juli menemukan bahwa kontrol lalu lintas udara tidak sesuai dengan prosedur operasi standar.
Baca: Pesawat MH370 Raib, Pilot Diduga Derita Hipoksia
Voice 370, sekelompok keluarga korban pesawat MH370, menuduh Boeing dan pemerintah Malaysia merahasiakan data penerbangan dan mengkritik laporan karena mengesampingkan dugaan upaya bunuh diri oleh pilot Kapten Zaharie Shah.