TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memuji pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, atas keberaniannya mengambil langkah-langkah untuk melucuti senjata nuklirnya. Namun begitupun, sanksi yang diberikan sebelumnya, tetap berlaku hingga denuklirisasi dinyatakan rampung.
Pernyataan Trump tentang Korea Utara secara dramatis berbeda dari pidatonya pada tahun lalu, di sidang PBB, ketika dia mengancam dan mengejek pemimpin Korea Utara sebagai ‘Manusia Roket’.
Baca: Empat Kesepakatan Trump dan Kim Jong Un
“Saya ingin berterima kasih kepada pemimpin Kim, atas keberaniannya pada langkah-langkah yang telah diambil, meskipun masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Sanksi akan tetap berlaku sampai denuklirisasi terjadi,” kata Trump saat berpidato di sidang Majelis Umum PBB di New York, seperti dikutip dari Reuters, Rabu, 26 September 2018.
“Rudal dan roket tidak lagi terbang ke segala arah, uji coba nuklir telah berhenti, beberapa fasilitas militer telah dibongkar,” ujar Trump.
Baca: Kim Jong Un Minta Bertemu Trump Lagi, Percepat Denuklirisasi
Trump menyatakan antusiasnya untuk melaksanakan pertemuan kedua dengan Kim. “Saya harap ini akan diumumkan segera, namun lokasi pertemuan masih belum disepakati,” katanya.
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo berencana untuk kembali melakukan perjalanan ke Korea Utara, sebelum akhir tahun ini untuk membuat persiapan untuk pertemuan kedua Trump-Kim.
Pompeo telah mengusulkan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Utara, Ri Yong Ho, di Majelis Umum PBB pekan ini. Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, mengatakan bahwa kedua pihak sepakat untuk bertemu.
Baca: Pertemuan Selesai, Kim Jong Un: Dunia Akan Melihat Perubahan
Donald Trump, mengadakan pertemuan tingkat tinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan Kim Jong Un, yang membahas perjanjian untuk bekerja menuju denuklirisasi di semenanjung Korea, di Singapura, pada Juni lalu.
REUTERS | AQIB SOFWANDI