Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Festival Kematian di Kamboja, Mengenang Korban Khmer Merah

Reporter

image-gnews
Warga berdoa didepan tengkorak 8.000 korban kekejaman Khmer Merah saat upacara Budha di Choeung Ek, sebuah situs
Warga berdoa didepan tengkorak 8.000 korban kekejaman Khmer Merah saat upacara Budha di Choeung Ek, sebuah situs "Killing Fields" di Phnom Penh, Kamboja, 17 April 2015. Ratusan warga dan biksu datang ke situs ini untuk memperingati korban Khmer Merah ke-40. AP/Heng Sinith
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pada Selasa pagi, 25 September 2018, pagoda di penjuru Kamboja dipenuhi warga. Mereka menabur beras ke tanah untuk 'memberi makan' roh yang telah meninggal.

Aktivitas warga Kamboja itu menandai berlangsungnya 'Festival Kematian' atau Pchum Ben. Festival ini dilangsungkan selama 15 hari dan merupakan acara tahunan yang ditujukan untuk mengirim doa dan memberi sesajen kepada anggota keluarga yang telah berpuluh tahun meninggal. Mereka percaya roh-roh itu hanya makan sesajen yang disuguhkan pada masa Festival Kematian.

Baca: Sebelum Tewas, Aktivis Kamboja Ini Berniat 'Lari' ke Prancis

Di pagoda Tuol Tumpoung yang terletak di jantung kota Phonm Penh, ratusan orang memadati komplek kuil. Mereka memberikan makanan dan uang kepada para biksu yang mengirimkan doa.

"Pada hari pertama peringatan Pchum Ben, roh anggota keluarga berdatangan untuk mencari sesajen yang kami sajikan," kata Mang Noy, 74 tahun, di Pagoda Toul Tumpoung, seperti dikutip dari channelnewsasia.com, Selasa, 25 September 2018.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca: Bagaimana Khmer Merah Berkuasa dan Membunuh  

Bagi sebagian besar masyarakat Kamboja, Festival Kematian adalah momen untuk mengenang anggota keluarga yang menjadi korban pembantaian rezim Khmer Merah pada 1975-1979. Dalam aksi pembantaian itu, setidaknya 1,8 juta warga Kamboja dibunuh oleh rezim Khmer Merah. Jumlah itu seperempat dari total populasi Kamboja pada masa itu.

Sebagian besar korban tewas karena mengalami kelaparan, penyiksaan, kelelahan atau terjangkit penyakit di kamp-kamp kerja paksa. Ada pula yang dipukul sampai tewas dalam eksekusi masal.

Mang Noy, mengatakan keluarganya memberikan sesajen kepada lebih dari 20 anggota keluarga yang dibunuh oleh rezim Khemer Merah Kamboja. Mang Noy berharap roh leluhurnya bisa mendapat cukup makan dan mendoakan yang masih hidup kebaikan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ada Youtuber Siksa Kera di Angkor, Pemerintah Kamboja Bakal Ambil Tindakan

15 hari lalu

Candi Angkor Wat di Siem Reap, Kamboja, (1/12). Angkor Wat dibangun oleh Raja Suryavarman II pada pertengahan abad ke-12, dan kini menjadi tujuan wisata di Kamboja. ANTARA/Wahyu Putro A
Ada Youtuber Siksa Kera di Angkor, Pemerintah Kamboja Bakal Ambil Tindakan

Selama ini, penyiksaan terhadap kera di Angkor tidak mencolok, tapi lama kelamaan kasusnya semakin banyak.


Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

18 hari lalu

Pekerja bantuan Australian World Central Kitchen (WCK), Lalzawmi
Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza


Sandera Israel Ditemukan Tewas di Gaza, Kerabat Salahkan Pemerintah Netanyahu

18 hari lalu

Elad Katzir. Foto: Al Quds Brigades
Sandera Israel Ditemukan Tewas di Gaza, Kerabat Salahkan Pemerintah Netanyahu

Saudara perempuan Elad Katzir, sandera Israel yang ditemukan tewas di Gaza, menyalahkan pihak berwenang Israel atas kematiannya.


Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

25 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

Demam berdarah (DBD) dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian.


Thailand Berencana Legalisasi Kasino untuk Tingkatkan Pemasukan dan Lapangan Kerja

27 hari lalu

Ilustrasi Kasino. AFP
Thailand Berencana Legalisasi Kasino untuk Tingkatkan Pemasukan dan Lapangan Kerja

Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin mengatakan jika disahkan oleh parlemen, undang-undang kasino akan menghasilkan lebih banyak lapangan kerja


7 Tanda yang Biasa Ditunjukkan Orang Menjelang Kematian

27 hari lalu

Ilustrasi kematian. Forbes.com
7 Tanda yang Biasa Ditunjukkan Orang Menjelang Kematian

Pengalaman setiap orang menjelang ajal tak selalu sama. Namun memahami tanda bisa membantu keluarga lebih ikhlas saat kematian menjemput.


Pakar Saraf Jelaskan Ciri-ciri Epilepsi, dari Bengong sampai Sakit Kepala

35 hari lalu

Ilustrasi epilepsi. firstaidlearningforyoungpeople.redcross.org.uk
Pakar Saraf Jelaskan Ciri-ciri Epilepsi, dari Bengong sampai Sakit Kepala

Pakar menjelaskan ciri-ciri epilepsi yang sebenarnya sangat banyak, contohnya melamun atau bahkan sakit kepala.


Terkini: Dampak Ekonomi Konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura Tembus Rp 11 Triliun, Harga Tiket Promo AirAsia Rute Internasional Mulai Rp 990 Ribuan

38 hari lalu

Taylor Swift tampil dalam konser
Terkini: Dampak Ekonomi Konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura Tembus Rp 11 Triliun, Harga Tiket Promo AirAsia Rute Internasional Mulai Rp 990 Ribuan

LPM FEB UI meneliti dampak ekonomi dari konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura. Perhelatan konser dua bintang dunia tersebut tembus Rp 11 T.


Untuk Idul Fitri, Indonesia Impor 22 Ribu Ton Beras dari Kamboja

38 hari lalu

Bongkar muat beras impor dari Vietnam di dermaga II Pelabuhan Tanjung Tembaga, Kota Probolinggo, Kamis, 14 Maret 2024. Foto: Istimewa
Untuk Idul Fitri, Indonesia Impor 22 Ribu Ton Beras dari Kamboja

Pemerintah mengimpor 22.500 ton beras dari Kamboja untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H, selain mengandalkan produk nasional


Pariwisata Kamboja dan Malaysia Paling Cepat Pulih di Asia Tenggara, Bagaimana Indonesia?

43 hari lalu

Pariwisata Kamboja dan Malaysia Paling Cepat Pulih di Asia Tenggara, Bagaimana Indonesia?

Sebuah perusahaan riset mengungkap tingkat pemulihan industri pariwisata Asia Tenggara dilihat dari kunjungan wisatawan asing, Kamboja paling tinggi.