TEMPO.CO, Jakarta - Produsen truk Swedia, AB Volvo, menghentikan perakitan truk di Iran terkait dengan sanksi ekonomi yang diterapkan Amerika Serikat kepada Negeri Mullah tersebut.
"Kami juga takut masalah pembayaran kepada perusahaan," kata juru bicara Volvo, Fredrik Ivarsson, seperti dikutip Reuters, Senin 24 September 2018.
Baca: Sanksi Ekonomi Diperketat Amerika Serikat, Iran Latihan Militer
Logo Volvo. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menerapkan sanksi ekonomi kembali kepada Iran pada 6 Agustus 2017 setelah dia membatalkan perjanjian nuklir dengan Teheran. Keputusan Trump ini mengakibatkan sejumlah perusahaan di Eropa mempertimbangkan kembali investasinya di sana.
Ivarsson dalam keterangannya mengatakan, Volvo tidak akan mengapalkan lagi suku cadang dan memutuskan tidak mengoperasikan pabrik perakitannya di Iran. "Ini sebuah pukulan bagi industri mobil, tidak seperti sektor energi dan perbankan yang telah teken kontrak jangka panjang dengan perusahaan-perusahaan top di Eropa," ujarnya, Senin.Volvo resmi meluncurkan Truk FMX 440 6x6R. Truk ini dilengkapi denganteknologi I-shift, di ajang Indonesia Mining Expo 2017, JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu 13 September 2017. TEMPO/GRANDY AJI
"Dengan seluruh sanksi yang diterapkan Amerika Serikat, sistem perbankan tidak beroperasi di Iran. Oleh karena itu, kami tidak bisa menerima pembayaran. Dengan demikian, kami tidak memiliki bisnis apapun di Iran," kata Ivarsson kepada Reuters.
Baca: Saham Siemens & Volvo Dorong Bursa Saham Eropa
Sebelum Amerika Serikat menerapkan sanksi kembali, Volo telah menunjukkan ambisinya Iran dijadikan pusat ekspor utama bagi kawasan Teluk dan pasar Afrika Utara. Meskipun Uni Eropa melindungi Volvo dengan Undang Undang, namun sanksi tersebut dapat membatalkan transaksi berdasarkan sistem keuangan Amerika Serikat.