TEMPO.CO, Jakarta - Saudara perempuan pilot Malaysia Airlines MH370 yang hilang mengatakan suara Zaharie Ahmad Shah terdengar cadel pada pesan terakhir yang dikirim dari pesawat seperti menderita hipoksia. Dia menolak adknya bertanggung jawab atas hilangnya pesawat Malaysia Airlines.
Pengakuan Sakinab Shah, saudara perempuan Zaharie muncul setelahmedia Daily Star Online menginformasikan pesan terakhir dari pilot MH370 yang hilang pada 8 Maret 2014. Hingga saat ini, otoritas Malaysia percaya kata-kata terakhir dari pesawat, baik dari pilot maupun co-pilot: “Selamat malam Malaysia tiga tujuh nol.”
Baca: Pilot MH370 Anti-Najib Razak, Sebut Najib Bodoh di Facebook
Seorang ahli penerbangan, Simon Grunson, mengungkapkan saat pesan suara didengarkan, menunjukkan pilot mengalami hipoksia, atau kondisi tubuh saat kekurangan oksigen.
“Alasan logis untuk pesan tersebut, kemungkinan adanya asap yang muncul dari listrik di bagian avionik, menyebabkan pesawat secara otomatis membuka venteiasi untuk mengeluarkan asap,” ujar Grunson, seperti dikutip dar Sputnik News, Senin, 24 September 2018.
Grunson menambahkan kemungkinan terjadi MH370 mengalami dekompresi secara bertahap daripada dekompresi mendadak, atau lebih tepatnya gagal untuk menekan dalam penaikan pesawat.
Baca: Pilot Pesawat MH370 Terobsesi Model Kembar Cantik di Facebook
“Sederhananya, MH370 diterbangkan dengan kondisi kehabisan bahan bakar dan jatuh secara spiral yang tak terkendali dengan mengalami akselerasi, kondisi ini merupakan karakteristik manuver spesifik hipoksia,” katanya.
Profesor ilmu material, John Lannuti, mengatakan ketika sesorang terkapar dengan jumlah oksigen yang kurang ideal, fisik melemah, dan mental menurun. Maka, kematian dapat terjadi sangat cepat.
Penerbangan MH370 membawa 239 penumpang dan awak, melakukan penerbangan dari Kuala Lumpur ke Beijing, Cina. Pada pukul 12.14 pagi, putus hubungan dengan pilot dekat pulau Phuket, Selat Malaka. Upaya pencarian selama empat tahun belum mendapatkan hasil.
SPUTNIKNEWS | AQIB SOFWANDI