TEMPO.CO, London – Ribuan warga berkumpul di Kota Ahvaz, Provinsi Khuzestan, untuk berbelasungkawa atas meninggalnya 29 orang tentara, warga sipil perempuan dan anak-anak dalam penyerangan saat parade militer Iran berlangsung pada Sabtu, 22 September 2018.
Baca:
Iran Tuding Terlibat Penyerangan Parade, Amerika Bilang Apa?
12 anggota pasukan elit Garda Revolusi tewas dalam penyerangan yang dilakukan empat orang bersenjata itu.
“Pemerintah Iran menyatakan Senin sebagai hari berkabung nasional. Kantor layanan publik, bank, sekolah, dan universitas tutup di Provinsi Khuzestan,” begitu dilansir Reuters pada Senin, 24 September 2018 waktu setempat.
Baca:
5 Hal Soal Kelompok yang Dituding Menyerang Parade Militer Iran
Deputi Kepala Garda Revolusi Iran, Hossein Salami, memperingatkan Israel dan Amerika Serikat untuk menghadapi respon menghancurkan dari Iran terkait serangan pada parade militer di Kota Ahvaz ini.
“Kalian sudah melihat pembalasan kami sebelumnya. Kalian akan melihat respon kami akan menghancurkan dan kalian akan menyesali perbuatan kalian,” kata Hossein dalam pidato sebelum prosesi penguburan para korban penembakan dilakukan.
Seorang ibu bersama kedua anaknya berlindung ketika anggota militer mencoba membantu mereka saat peristiwa penembakan dalam parade militer di Kota Ahvaz, Iran, Sabtu, 22 September 2018. Sejumlah pria bersenjata menyerang parade militer yang digelar untuk memperingati 38 tahun perang antara Iran dan Irak pada 1980-1988. Fatemeh Rahimavian/Fars News Agency via AP
Empat orang penyerang, yang mengenakan pakaian seragam militer, menembaki peserta parade militer ini sebelum mengarahkan tembakannya kepada warga yang menonton di lokasi acara.
Baca:
Kelompok Gerakan Demokratik Arab Menyerang Parade Militer Iran?
CNN melansir ada dua kelompok yang diduga bertanggung jawab atas serangan ini yaitu Patriotic Arab Democratic Movement dan Ahvaz National Resistance. Kedua kelompok ini berusaha memisahkan Provinsi Khuzestan, yang kaya akan minyak bumi.
Korps Garda Revolusi Islam atau IRGC mengatakan serangan di Ahvaz dilakukan kelompok militan yang dilatih oleh negara Teluk tertentu dan Israel serta didukung Amerika.