TEMPO.CO, Tel Aviv - Pemerintah Israel mengatakan meningkatkan keamanan instalasi nuklir miliknya karena adanya ancaman dari militer Iran.
Baca:
Hadapi Iran, Arab Saudi Beli Rudal Iron Dome dari Israel
Kepala Komisi Energi Atom Israel, Zeev Snir, mengatakan ini dalam konferensi umum International Atomic Energy Agency ke 62, yang digelar pada Selasa, 18 September 2018 waktu setempat.
“Program rahasia senjata nuklir Iran merupakan fakta terdokumentasi. Informasi baru yang dibuka Israel baru-baru ini membuktikan secara penuh bahwa aktivitas Iran merupakan bagian dari rencana untuk melanjutkan pengembangan senjata nuklir,” kata Snir seperti dilansir media Israel Hayom pada Kamis, 20 September 2018.
Snir mengatakan jajaran gubernur IAEA disayangkan telah menutup agenda mengenai kemungkinan unsur militer Iran terkait konteks destablisasi. “Kami tidak bisa mengabaikan ancaman berulang dan nyata yang dibuat Iran dan jaringannya untuk menyerang situs nuklir Israel,” kata dia.
Baca:
Israel akan Serang Iran jika Terus Kembangkan Nuklir
Snir mengatakan pengelola fasilitas nuklir Israel terus menerus melindungi dan mempertahankan fasilitas itu sesuai dengan panduan keamanan IAEA dari serangan.
Menurut dia, Israel telah menjadi bagian dari lembaga IAEA sejak pendiriannya pada 1957. “Israel berjanji sumber daya manusia terbaik untuk menjalankan aktivitasnya sesuai dengan arahan IAEA dan mendapat manfaat dari keahlian dan pengetahuan lembaga ini,” kata Snir.
Baca:
Israel Akui Lancarkan 200 Serangan ke Pangkalan Iran di Suriah
Snir mengatakan negaranya bersedia berkolaborasi dengan semua tetangga mengenai isu keamanan dan keselamatan. “Sayangnya negara Israel tidak diakui oleh beberapa negara di Timur Tengah,” kata dia sambil menunjuk Iran dan Suriah menjadi ancaman regional dan dunia.
“Suriah telah membangun reaktor nuklir militer rahasia di Deir ez-Zor,” kata Snir sambil mengatakan itu merupakan pelanggaran atas perjanjian non proliferasi nuklir. Menurut dia, IAEA seharusnya telah mengambil tindakan sepuluh tahun lalu dan sekarang.
Baca:
Pesawatnya Ditembak, Rusia Selidiki Data Serangan Udara Israel
Snir mengkritik perjanjian nuklir Iran JCPOA, yang menurutnya terjadi karena adanya pelanggaran berulang oleh Iran mengenai perjanjian nuklir non-proliferasi nuklir. Menurut dia, IAEA harus melakukan verifikasi mengenai aktivitas klandestin Iran dalam membangun senjata nuklir.
Seperti dilansir Reuters, perjanjian nuklir Iran ini didukung oleh sejumlah negara besar seperti Inggris, Prancis, Jerman, Rusia, dan Cina. Amerika Serikat menarik diri dari perjanjian ini.