TEMPO.CO, Teheran – Kelompok separatis Ahwazi disebut sebagai pelaku penyerangan bersenjata terhadap parade militer Iran di ibu kota Ahvaz, Provinsi Khuzestan pada Sabtu, 22 September 2018.
Baca:
Seorang komentator politik yang berbasis di Teheran, Mostafa Koshcheshm, mengatakan dia mendapat informasi bahwa para pejabat Pasukan Garda Revolusi menyalahkan serangan itu kepada kelompok ini, yang diduga mendapat dukungan dan pelatihan dari Arab Saudi.
“Kelompok ini beroperasi sejak beberapa tahun terakhir. Mereka mencoba untuk memotong Provinsi Khuzestan, yang kaya akan energi, dari Iran, seperti yang ingin dilakukan Saddam Hussein dulu pada Perang Iran – Irak pada 1980 – 1988,” kata dia seperti dilansir Al Jazeera, Sabtu, 22 September 2018.
Baca:
Menurut Koshcheshm, kelompok Ahwazi ini menyebut diri mereka sebagai nasionalis Arab. “Tapi kami tahu mereka memiliki hubungan intim dengan Mujahedin-e-Khalq,” kata dia menyebut kelompok perlawanan asal Iran yang mengasingkan diri. Kelompok e-Khalq ini dituding terlibat dalam pembunuhan ribuan warga sipil dan pejabat Iran.
Kelompok separatis Gerakan Demokratik Arab Patriotik atau Patriotic Arab Democratic Movement, seperti dilansir CNN, mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini.
Baca:
Juru bicara kelompok ini, Yagoub Hor Altasteri, mengatakan kepada televisi Iran International, yang berbasis di London - Inggris, bahwa serangan itu ditujukan keapda Pasukan Garda Revolusioner dan angkatan bersenjata Republik Islam Iran.
Para warga mencari tempat berlindung saat penembakan ketika parade militer peringatan perang dengan Irak pada 1980-1988 di Ahvaz, Iran, 22 September 2018. (AP Photo/Mehr News Agency, Mehdi Pedramkhoo)
Duta besar Iran untuk Inggris, Hamid Baeidinejad, meminta regulator media Ofcom untuk mengivestigasi televisi Iran International, yang dikelola oleh perusahaan yang dimiliki seorang berkebangsaan Saudi, karena menyiarkan wawancara tadi.
Foto:
“Iran International menyiarkan wawancara memalukan dengan juru bicara kelompok teroris, yang berada di balik serangan teroris di Ahvaz,” kata Baeidinejad. “Kami mengecam tindakan keji ini dan akan meminta secara formal kepada Ofcom untuk menginvestigasi siaran itu sebagai tindakan mendukung terorisme dan tindak kekerasan,” kata dia dalam cuitan di Twitter.