3. Kenapa Cina Persekusi Etnis Uighur?
Sejumlah tentara Cina berjalan melalui depan Masjid Id Kah di Kashgar, Cina (31/7). Sejumlah tentara ini berjaga dikawasan ini karena adanya insiden penyerangan warga etnis Uighur dan Han. Getty Images
Konflik di wilayah Uighur telah meningkat di Xinjiang sejak Kerusuhan Urumqi pada 2009. Ada banyak serangan pemboman dan penikaman, dan ini tidak hanya terjadi di Xinjiang, tetapi juga di kota-kota besar lainnya di Cina seperti Beijing dan Kunming.
Sebagai wilayah administratif terbesar Cina, Xinjiang adalah rumah bagi 10 juta etnis Turki, lebih dikenal sebagai orang Uighur. Banyak orang Uighur memeluk Islam.
Identitas Uighur yang memiliki latar belakang budaya dan etnis yang sama dengan negara-negara Asia tengah sering mengarah ke masalah asimilasi dan menciptakan masalah untuk Satu Cina.
Saat ini, orang Uigur menganggap diri mereka terpisah dari orang-orang yang disebut orang Cina "Han" (mayoritas orang Tionghoa).
Namun, Cina sekarang berusaha untuk mengelompokkan semua dari 56 etnis yang ada di Cina ke dalam kelompok terpadu yang disebut "zhonghuaminzu".
Mustahilnya Berpuasa bagi Warga Muslim Uighur
Pada 2012, orang Uighur mencapai sekitar 46 persen dari total populasi sementara Han menyumbang 39 persen di provinsi Xinjiang. Kembali pada 1949, ketika RRC didirikan, hanya 7 persen adalah Han dan 76 persen lainnya adalah orang Uighur, seperti dilansir dari uyghuramerican.org.
Karena kurangnya saling pengertian dari budaya masing-masing, Cina sering menyebut Muslim Uighur sebagai separatis dan teroris. Pemerintah pun mulai mengadakan kebijakan baru untuk menekan pergerakan etnis Uighur di Xinjiang.
Sejak 1949, pemimpin tertinggi Xinjiang telah menjadi pejabat Han yang ditunjuk langsung oleh Beijing.
Baca: PBB: Satu Juta Etnis Uighur Ditahan di Kamp Rahasia
Dalam bahasa Cina, Xinjiang berarti "Perbatasan Baru" atau "Pendudukan Baru". Berdasarkan nama tersebut mencerminkan fakta bahwa wilayah ini telah menghasilkan sumber daya alam yang kaya untuk Cina.
Ledakan ekonomi Xinjiang telah menguntungkan orang-orang Han yang bermigrasi daripada orang Uighur. Han mengambil lapangan kerja bagi kaum Uighur, dan tingkat pendidikan yang rendah serta ketidakmampuan berbahasa Mandarin membuat orang Uighur tetap miskin, ditambah peraturan pemerintah Cina yang menekan identitas Uighur dan menimbulkan sentimen makin dalam.