TEMPO.CO, Jakarta - Tanah longsor yang dipicu hujan deras di Filipina pada Kamis, 20 September 2018, menewaskan sedikitnya enam orang. "Puluhan korban lainnya terperangkap tanah longsor," tulis Channel News Asia, Kamis.
Laporan dari tempat kejadian menyebutkan, empat orang berhasil ditarik keluar dari longsoran tanah dalam keadaan hidup. "Tanah longsor ini mengubur sekitar 20-40 rumah dan seluruh penghuninya terperangkap," kata kepolisian setempat kepada wartawan.
Baca: 200 Tewas Akibat Tanah Longsor di Filipina
Petugas berusaha mencari korban yang diduga masih tertimbun tanah longsor setelah diterjang badai Mangkhut di Itogon, Provinsi Benguet, Filipina utara, Senin, 17 September 2018. REUTERS/Erik De Castro
Menurut anggota Dewan Kota, Carmelino Cruz , hingga saat ini tim penyelamat masih mencari sekitar 50-80 orang. "Tanah di tempat kejadian masih goyah," ucapnya kepada ANC News Channel.
Dalam beberapa hari ini, Filipina dihantam musim hujan deras menyebabkan beberapa kawasan mengalami tanah longsor.Rumah-rumah bertengger di sepanjang tanah longsor yang diyakini telah mengubur sejumlah korban setelah badai Mangkhut menerjang Itogon, Provinsi Benguet, Filipina utara, Senin, 17 September 2018. Otoritas setempat mengatakan akan meneruskan upaya evakuasi terhadap korban yang masih tertimbun tanah longsor. (AP Photo/Aaron Favila)
Tim penyelamat tampak sibuk mengeduk tanah untuk menari korban. Mereka berhasil menemukan beberapa korban dan dilarikan ke rumah sakit. "Kami menemukan tiga mayat. Sementara korban lainnya mengalami luka ringan," kata juru bicara pertahanan sipil, Julius Regner.
Baca: Banjir dan Tanah Longsor di Filipina, 53 Tewas
Insiden tanah longsor ini terjadi hanya beberapa hari setelah badai kuat Mangkhut menghantam Filipina. Hantaman badai itu mengakibatkan setidaknya 100 tanah longsor, terutama di kawasan pegunungan.