TEMPO.CO, Jakarta - Perempuan Rusia, Anna Shapiro, dan suaminya Alex King, 42 tahun, mengaku kabur dari rumahnya di London Tengah menuju Salisbury, selatan London, untuk menghindari pembunuhan oleh agen Rusia seperti yang dilakukan terhadap eks mata-mata Sergei Skripal dan putrinya, Yulia.
Anna dan King, menurut laporan Mirror, sempat dilarikan ke rumah sakit dengan ambulans. "King diangkut dengan ambulans lain dalam keadaan koma."
Baca: Sebelum Diracun, Yulia Minta Restu Sergei Skripal untuk Menikah
Model Anna Shapiro mengaku sebagai seorang mata-mata yang ditugaskan merayu pria untuk agen mata-mata Israel Mossad. Instagram/@Missannawebb
Pasangan suami istri itu selamat, tetapi perempuan lokal, Dawn Sturgess, tewas setelah menghirup botol parfum yang dibuang oleh orang Rusia.
Anna mengatakan, ayahnya seorang Jenderal Angkatan Bersenjata Rusia. "Saya dibenci oleh rezim sebab saya menentang Presiden Vladimir Putin," ucapnya dalam sebuah wawancara khusus dengan Mirror.
Perempuan yang mengklaim bekerja untuk agen intelijen Mossad setelah pindah ke Israel dari Rusia sebelum terbang dan mendapatkan suaka dari Inggris untuk belajar hukum. "Setelah saya berada di Inggris untuk belajar hukum dan mulai hidup baru, saya bekerja sebagai seorang model dan perempuan penghibur."Sergei Skripal, 66 tahun, dan putrinya Yulia, 33 tahun, dalam kondisi kritis di rumah sakit saat ini.l [Rex Features]
Juru bicara Presiden Putin menolak berkomentar atas pernyataan Anna. Dia hanya berkata singkat, "Klaim gadis tersebut absurd."
Skripal dan putrinya, Yulia, ditemukan sekarat di Salisbury, selatan London, pada Maret 2018. Bekas agen mata-mata Rusia bersama putrinya nyawanya tertolong dan sudah keluar dari rumah sakit.
Baca: Inggris Incar Seorang Dokter dalam Kasus Skripal, Siapa Dia?
Insiden racun yang menimpa Skripal membuat hubungan Inggris dan Rusia tegang. Inggris menuding Rusia bertanggung jawab atas peristiwa tersebut. Namun Rusia menolak segala tudingan tersebut.