TEMPO.CO, Beijing – Pemerintah Cina mengatakan tidak memiliki pilihan lain kecuali melakukan retaliasi atau balasan atas tarif baru impor yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Baca:
Trump Geber Perang Dagang Vs Cina, Incar Impor Rp 3.000 Triliun
Pernyataan kementerian Perdagangan Cina ini keluar beberapa jam setelah Gedung Putih mengumumkan kenaikan tarif 10 persen untuk impor barang senilai US$200 miliar atau sekitar Rp3.000 triliun dari Cina.
Sebelumnya AS telah mengenakan kenaikan tarif untuk impor senilai US$50 miliar atau sekitar Rp743 triliun dari Cina.
“Cina selalu menekankan satu-satunya cara yang benar untuk menyelesaikan isu perdagangan Cina dan AS adalah lewat pembicaraan dan konsultasi secara sejajar, tulus dan saling menghormati,” kata Geng Shuang, juru bicara Kementerian Luar Negeri, seperti dilansir Reuters pada Selasa, 18 September 2018.
Baca:
Trump Gencarkan Perang Dagang, Apa Sikap Pemerintah Cina?
Shuang melanjutkan,”Tapi saat ini semua yang dilakukan AS tidak memberikan impresi ketulusan dan niat baik.”
Seperti diberitakan CNN dengan mengutip penasehat ekonomi Gedung Putih, Larry Kudlow, Trump merasa kecewa dengan hasil pembicaraan soal konflik perdagangan dengan Cina, yang digelar selama ini.
“Cina memiliki banyak kesempatan untuk menanggapi keluhan kami secara penuh. Sekali lagi saya mendesak pemimpin Cina untuk mengambil tindakan cepat mengakhiri praktek dagang mereka yang tidak adil,” kata Trump dalam pernyataan yang dirilis pada Senin malam, 17 September 2018, waktu setempat seperti dilansir CNN.
Baca:
Trump Ancam Naikkan Tarif Impor Berikutnya untuk Cina
Jika tarif baru ini jadi kenakan, maka total impor dari Cina yang terkena kenaikan tarif mencapai US$250 miliar atau sekitar Rp3.700 triliun.
Menurut Trump di akun Twitternya, kebijakan tarif ini justru meningkatkan daya tawar AS dan tidak membuat terjadinya kenaikan harga-harga seperti yang dikhawatirkan.
Pendiri perusahaan ritel raksasa Alibaba, Jack Ma, mengatakan perang dagang ini bisa berlangsung hingga 20 tahun.
Baca:
Trump Tuding Cina Hambat Soal Korea Utara, Beijing Berang
Dalam jangka pendek dan menengah, tekanan tarif dari AS ini akan membuat sejumlah perusahaan Cina pindah ke negara lain agar tidak terkena sanksi tarif tadi. “Anda (Trump) mungkin saja memenangkan pertempuran tapi kalah perang,” kata dia.