TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan aliansi Arab Saudi dan Uni Emiat Arab melancarkan serangan segar untuk mengambil alih Kota Hodeidah dari tangah militan Houthi.
Dalam aksi bersenjata tersebut, Aliansi mengklaim berhasil menguasai dua kawasan di luar kota setelah melancarkan serangan pada Selasa pagi, 18 September 2018, waktu setempat.
Baca: Koalisi Arab Gempur Milisi Houthi, Krisis Kemanusiaan Meluas
Bangunan yang rusak akibat serangan udara koalisi Arab Saudi di Amran, Yaman, 25 Juni 2018. Koalisi yang dipimpin Arab Saudi meluncurkan kampanye untuk merebut kembali Hodeida. REUTERS/Khaled Abdullah
Kantor berita UEA, WAM, di salah satu pemberitaanya melaporkan, aliansi militer melancarkan serangan untuk mengambil alih kembali Hodeidah.
"Serangan itu didukung oleh pasukan darat Yaman yang sebelumnya menguasai Kilo 7 dan Kilo 10. Kedua kawasan tersebut terletak lebih kurang lima kilometer dari kota pasar ikan tersebut," tulis Al Jazeera.
Sementara itu, televisi pendukung Houthi, Al Masirah TV mengatakan, serangan udara yang dilancarkan Arab Saudi bersama Uni Emirat Arab tersebut menyasar posisi Houthi di dalam maupun di luaar kota berpenduduk 600 ribu.Hodeidah, kota pelabuhan terbesar di Yaman saat ini dikuasai milisi Houthi. [GeorgekhouryUN/Twitter]
"Pasukan Yaman memperkuat kehadiran mereka di Kilo 16 untuk memotong jalur suplai Houthi antara Sanaa dan Hodeidah," kata Ali al-Taniji, komandan pasukan tempur di pantai barat Yaman.
Baca: Koalisi Arab Kuasai Bandara Hodeidah dari Milisi Houthi
Pertempuran dekat Hodeidah, pintu gerbang utama untuk barang impor dan kebutuhan rumah tangga di Yaman, meningkat sejak 13 Juni 2018. Eskalasi perang tersebut meningkat setelah aliansi Arab Saudi da UEA melebarkan operasi militer guna mengambil alih kembali pelabuhan laut strategis.