TEMPO.CO, Jakarta - Konflik Suriah telah beralih ke arah wilayah barat laut Idlib, di mana persiapan pemerintah Bashar Al Assad untuk serangan yang didukung Rusia telah memicu tekanan diplomatik Turki agar serangan dibatalkan.
Serangan besar di Idlib, rumah bagi sekitar tiga juta orang, diyakini akan menjadi pertempuran mematikan dan lebih besar daripada pertempuran sebelumnya, yang kini telah menewaskan ratusan ribu orang sejak 2011.
Baca: Rusia dan Turki Sepakat Tidak Ada Serangan ke Idlib
Serangan ke Idlib juga merupakan hambatan terbesar kampanye militer Assad, sebab Turki memiliki pengaruh terhadap milisi di Idlib, di mana pemberontak bersenjata berat dan termasuk jihadis yang memiliki semangat tempur tinggi. Berikut sejumlah fakta yang perlu diketahui tentang Idlib, mengapa Idlib sangat penting bagi rezim Bashar Al Assad, seperti dilansir dari Reuters, 18 September 2018.
1. Siapa yang Menguasai Idlib?
Kelompok Jabhat al-Nusra beroperasi di Idlib, Suriah, dan terafiliasi dengan kelompok al-Qaeda. Keduanya disebut sebagai teroris oleh Rusia dan Amerika Serikat. Syriahr.com
Idlib diduduki oleh berbagai faksi pemberontak. Yang paling kuat adalah Tahrir al-Sham, sebua kelompok-kelompok Islam yang bergabung dan didominasi oleh mantan milisi Front Al Nusra, yang berafiliasi dengan al-Qaeda hingga 2016.
Baca: Perang Suriah, 6 Faksi Militer Kuasai Suriah
Ada kelompok Islamis dan kelompok lain yang berjuang di bawah bendera Tentara Pembebasan Suriah, yang didukung Turki, dan kini mereka bertemupur dengan panji "Front Nasional untuk Pembebasan".
Idlib juga merupakan surga utama terakhir bagi para jihadis asing yang datang untuk berperang melawan pemerintah Assad yang dipimpin Alawit.
Perkiraan jumlah gerilyawan bervariasi. Utusan PBB untuk Suriah mengatakan ada sekitar 10.000 pejuang Al Nusra. Sumber pemberontak mengatakan jumlah keseluruhan pemberontak mencapai puluhan ribu.