2. Mengakhiri Perang Korea
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un meresmikan sebuah Prasasti di desa genting Panmunjom di dalam zona demiliterisasi yang memisahkan kedua Korea, Korea Selatan, 27 April 2018. Prasasti bertulsikan, `Menanam perdamaian dan kesejahteraan`, ini diletakkan di dekat pohon pinus yang ditanam oleh Kim Jong Un dan Moon Jae-In. Korea Summit Press Pool/Pool via Reuters
Selain denuklirisasi yang menjadi agenda prioritas, Moon Jae-in juga membuat proposal bersama untuk mengakhiri Perang Korea.
Perang berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai, meninggalkan pasukan PBB yang dipimpin AS termasuk Korea Selatan secara teknis masih berperang dengan Korea Utara.
Namun para pejabat AS tetap tidak antusias untuk mengakhiri perang tanpa tindakan substansial terhadap denuklirisasi Korea Utara.
Korea Selatan menaruh harapan besar pada pernyataan Kim Jong Un awal bulan ini bahwa ia ingin mencapai denuklirisasi selama masa jabatan pertama Donald Trump yang akan berakhir pada 2021.
Amerika Serikat ingin melihat tindakan nyata denuklirisasi Korea Utara sebelum menyetujui mengakhiri Perang Korea 1950-1953.
"Jika dialog Korea Utara-AS dimulai kembali setelah kunjungan ini, itu akan memiliki banyak arti tersendiri," kata Moon sebelum berangkat, seperti dilaporkan Channel News Asia.
Moon Jae-in sendiri merupakan keturunan dari keluarga yang terpisah akibat perang Korea.
Dijadwakjan pada Rabu 19 September, Moon Jae-in dan Kim Jon Un berencana mengadakan pembicaraan yang akan menyepakati pernyataan bersama dan pakta militer terpisah yang dirancang untuk meredakan ketegangan dan mencegah bentrokan bersenjata.