TEMPO.CO, Jakarta - Kejaksaan Agung Iran memerintahkan penutupan koran reformis karena dianggap menurunkan tulisan menghina Islam Syiah. Demikan laporan sejumlah media di negeri itu.
Menurut laporan kantor berita Iran, Fars, Kepala Kejaksaan Agung Mohammad Jafar Montazeri memerintahkan menutup koran Sedayeh Eslahat setelah tulisan media tersebut dituding merendahkan martabat keluarga cucu Nabi Muhammad, Imam Hussein.
Baca: Iran Tahan 11 Jurnalis Reformis
Sasan Aghaei, salah satu dari 11 jurnalis Iran yang ditahan. irangreenvoice.com
"Dalam salah satu edisi tulisannya, koran ini menulis mengenai perubahan jender dari perempuan ke laki-laki melalui operasi kelamin," tulis Asscociated Press mengutip laporan media Iran.
Pada pemberitaan Kamis, 13 September 2018, Al Jazeera melaporkan, koran ini menurunkan halaman depan dengan judul Ruqayyah Menjadi Mahdi Setelah 22 tahun.
Ruqayyah adalah putri Hussein. Berita tersebut diterbitkan pada edisi Muharram bertepatan dengan tanggal pemakaman kematian Imam Hussein. "Menurut pemahaman kaum Syiah, Mahdi adalah pemimpin Syiah ke-12 yang hidup sejak abad ke-9," tulis Al Jazeera. Iran menutup koran Sedayeh Eslahatkarena dianggap menghina keluarga cucu Nabi Muhammad. (Aleksandr Matveev / Dreamstime)
Montazeri mengatakan, sebagaimana diterbitkan oleh Fars, artikel yang dimuat koran tersebut menimbulkan protes selama beberapa hari dan memerintahkan editor Sedayeh Eslahat dihukum atas kesalahan tersebut.
Baca: Roohollah Zam, Jurnalis Penyulut Demonstrasi Besar Iran
Catatan Reporters Without Borders', RSF, menunjukkan, Iran adalah negara yang menempati urutan ke-164 dari 180 negara yang menerapkan aturan ketat dalam kebebasan pers. Pada Agustus 2018, pengadilan Iran menghukum tujuh jurnalis dan memerintahkan mereka dicambuk di depan publik karena dipersalahkan meliput unjuk rasa kaum minoritas Darwis.