TEMPO.CO, Jakarta - Arab Saudi dilaporkan telah membeli rudalIron Dome dari Israel. Pembelian rudal ini disebut sebagai sinyal pemulihan hubungan antara kedua negara.
Pembelian rudal Iron Dome oleh Arab Saudi dari Israel diungkapkan oleh sejumlah sumber di kalangan diplomat seperti dikutip dari Al-Khaleej Online yang dikutip Middle East Monitor, Kamis, 13 September 2018.
Baca: Produksi Rudal Iran Tiga Kali Lipat, Arab Saudi Melawan Houthi
Lebih rinci, kalangan diplomat mengungkapkan, Arab Saudi ingin membeli persenjataan berat dari Tel Aviv sama seperti dilakukan Uni Emirat Arab.
Iron Dome merupakan rudal pertahanan udara yang dikembangkan oleh Rafael Advanced Defence System. Rudal ini didesain untuk melakukan pencegatan roket jarak pendek dan mortal shells, seperti dilaporkan Haaretz, 14 September 2018.
Israel untuk pertama kali mengerahkan rudal Iron Dome pada April 2011 di wilayah selatan untuk mencegat roket-roket yang meluncur dari arah Jalur Gaza.
Baca: Drone Houthi Hantam Kilang Minyak Aramco di Arab Saudi
Rudal ini dilengkapi sejumlah kamera dan radar untuk mendeteksi asal datangnya roket lalu menembak jatuh dengan hitunga detik.
Namun sejumlah pejabat keamanan Israel secara tegas membantah Arab Saudi membeli rudal Iron Dome. Israel juga belum memberikan penjelasan resmi tentang hal ini.
Menurut Middle East Monitor, sejumlah sumber membenarkan bahwa Arab Saudi baru-baru ini menyakinkan Israel melalui mediasi ketat dengan Amerika Serikat saat pertemuan rahasia tiga pihak di Washington untuk pembelian rudal Iron Dome.
Baca: Arab Saudi Kembangkan Bom Nuklir Seperti Iran
Kepala staf angkatan bersenjata Israel, Jenderal Gadi Eisenkot yang baru-baru ini diwawancara oleh surat kabar Inggris, Elaph, berkantor di Arab Saudi mengatakan, Israel bersiap untuk membagikan informasi intelijen kepada Saudi untuk melawan pengaruh Iran.
Milisi Houthi yang didukung Iran senantiasa menembakkan rudalnya ke arah selatan Arab Saudi dan berusaha mencapai target yang lebih penting seperti ibu kota Riyadh dan fasilitas perusahaan minyak negara, yakni Aramco.
Militer Arab Saudi telah melakukan pencegatan berulang kali rudal Houthi. Namun, sedikitnya 112 warga sipil tewas akibat serangan ini yang terjadi sejak 2015.
MIDDLE EAST MONITOR | HAARETZ
