TEMPO.CO, Jakarta - Harper Nielsen, anak perempuan berusia 9 tahun, menjadi sasaran kritik sejumlah politikus Australia. Nielsen menjadi sorotan publik Negeri Kangguru saat dia menolak berdiri sebagai bentuk penghormatan ketika lagu kebangsaan Australia dikumandangkan.
Atas sikap Nielsen itu, beberapa politikus menyerukan agar dia dikeluarkan dari sekolah. Dalam wawancara dengan Nine News yang terafiliasi dengan CNN, Nielsen menjelaskan alasannya tak mau ikut berdiri saat lagu kebangsaan Australia dikumandangkan.
"Lagu kebangsaan itu berjudul 'Advance Australia Fair', berisi bait 'ayo seluruh masyarakat Australia kita bergembira karena kita muda dan bebas. Saya memaknai kata 'advance' ini memajukan kalangan kulit putih dan kalimat 'kita masih muda', saya menilai hal ini mengabaikan penduduk asli Australia yang sudah ada sejak 50 ribu tahun lampau," kata Nielsen, seperti dikutip dari CNN, Kamis, 13 September 2018.
Baca: Cerita PNS Australia Kaget Saat Terima Gaji
Bendera Australia di Kedutaan Besar (Kedubes) Australia untuk Indonesia di Kuningan, Jakarta. TEMPO/Subekti
Baca: Indomie Jadi Makanan Favorit Tahanan di Australia, Ini Sebabnya
Populasi penduduk asli Australia sekitar 2 persen dari total populasi. Angka harapan hidup mereka saat ini terbilang rendah.
Senat Australia dari sayap kanan Australia, Pauline Hanson, mengatakan sekolah-sekolah di Australia sedang 'mencuci otak' murid-murid sekolah dan meminta agar Nielsen dikeluarkan dari sekolahnya. Dia menduga, Nielsen telah dicuci otak dan dia menyalahkan orang tuanya karena telah membiarkan hal ini.
Mantan Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, dalam wawancara dengan sebuah stasiun radio di Australia mengatakan Nielsen seharusnya mengikuti aturan. Berdiri adalah sikap yang baik untuk menghormati lagu kebangsaan. Di pemerintahan Perdana Menteri Scott Morrison, Abbott, ditunjuk sebagai utusan khusus untuk urusan penduduk asli Australia.