TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai penerbangan Sri Lanka memutuskan untuk tidak lagi menyajikan kacang mete kepada penumpangnya di kelas bisnis setelah presiden Sri Lanka, Maithripala Sirisena marah atas cemilan itu.
Peristiwa ini berawal ketika presiden Sirisena yang berada dalam pesawat saat bepergian dari Kathmandu, Nepal ke Kolombo marah usai memakan cemilan kacang mete.
Baca: Mabuk, Pria Ini Coba Buka Pintu Kabin Pesawat
"Kembali dari Kathmandu, saya disajikan kacang mete, sangat buruk, bahkan anjing pun tidak akan memakannya," kata presiden Sirisena seperti dikutip dari Asia One, Rabu, 12 September 2018.
Dalam satu pertemuan dengan petani di Sri Lanka, presiden Sirisena menanyakan perizinan pembelian kacang-kacangan.
"Saya ingin tahu siapa yang memberikan wewenang untuk membeli kacang itu," tanya presiden Sirisena.
Juru bicara maskapai penerbangan menjelaskan, kacang mete disuplai dari Dubai. Sebelum disajikan, kacang mete dibersihkan terlebih dahulu, dan hanya disajikan kepada kelas bisnis.
Baca: Penumpang Kaget Lihat Pilot United Airlines Tidur Saat Terbang
Ini bukan pertama kalinya pelayanan pemberian cemilan kacang mete oleh maskapai penerbangan memunculkan amarah penumpangnya.
Pada 2014 lalu, seorang pewaris Korean Air, Korea Selatan, memerintahkan maskapai pesawat kembali ke bandara untuk mengeluarkan seorang pramugari yang menyajikan kacang mete kepada penumpang kelas satu dengan cara yang salah, meletakkan kacangan di dalam tas bukan pada piring. Kesaksian dari anggota awak dan penumpang, Cho Hyun-ah , putri pewaris Korean Air marah dengan menggunakan bahasa yang kasar dan suara yang keras.
Baca: British Airways Diretas, 38 Ribu Kartu Kredit Pelanggan Dibobol
Akibat insiden kacang mete, keberangkatan pesawat dari New York ke bandara Incheon, Korea Selatan, tertunda sekitar 20 menit. Maskapai penerbangan Korean Air dikenai sanksi tindakan disipliner dari pemerintah karena kegagalan kapten yang tegas dan mengawasi anggota awak untuk memastikan penerbangan yang aman.
ASIA ONE | CNN | AQIB SOFWANDI