TEMPO.CO, Jakarta - Yulia Skripal, 33 tahun, menjadi sorotan publik saat ditemukan tak sadarkan diri bersama ayahnya Sergei Skripal, Salisbury, Inggris, pada 4 Maret 2018. Skripal adalah mantan agen mata-mata Rusia yang berkhianat. Dia dan Yulia mendapat serangan racun novichok saat keduanya berada di Inggris.
Dikutip dari dailymail.co.uk pada Selasa, 11 September 2018, keberadaan Yulia di Inggris rupanya untuk meminta restu kepada ayahnya. Dia hendak menikahi kekasih yang sudah dua tahun dipacarinya, Stepan Vikeev, 30 tahun.
Baca: Inggris Tuduh Agen GRU Rusia Racuni Skripal, Apa itu GRU?
Stepan Vikeev, kekasih Yulia Skripal, putri mantan agen mata-mata Rusia, Sergei Skripal, yang diracun di Inggris. Sumber: dailymail.co.uk
Baca: Sergei Skripal, Eks Mata-mata Rusia Keluar Rumah Sakit Inggris
Yulia, yang selamat dari serangan racun novichok, telah menjual apartemen ayahnya di ibu kota Moskow dan membeli apartemen baru dua kamar di wilayah barat ibu kota Rusia. Dia berharap, bisa membangun hidup bersama kekasihnya dan dua anjing peliharaan mereka di tempat baru tersebut.
Yulia tahu ayahnya tak mungkin terbang dengan aman ke Rusia untuk menghadiri pernikahannya, maka dia terbang ke London, Inggris, pada 3 Maret 2018 untuk memohon restu. Namun tak disangka, rencana pernikahan yang sudah disusun itu mendadak berantakan ketika keduanya ditemukan pingsan di dekat sebuah pusat perbelanjaan di kota Salisbury, setelah terpapar racun novichok yang dioleskan di gagang pintu depan rumah Skripal di Inggris.
Tunangan Yulia, Vikeev, diketahui bekerja untuk Institut Masalah Keamanan Modern Rusia, sebuah perusahaan yang dipimpin ibunya, Tatiana, 61 tahun. Perusahaan itu adalah bagian integral layanan intelijen Rusia FBS yang digunakan untuk menggantikan KGB menyusul runtuhnya Uni Soviet.
Yulia dan Skripal diduga di racun oleh dua pelaku warga negara Rusia yang sekarang dalam pengejaran. Namun Vikeev diketahui tidak pernah mengontak Yulia dan keluarganya sejak serangan terjadi. Dia dan ibunya, Tatiana, telah menghilang dalam perlindungan pemerintah Rusia, yang sekarang dipimpin Presiden Vladimir Putin. Muncul rumor Vikeev, terlibat dalam serangan ini.