TEMPO.CO, Damaskus - Militer Suriah menggunakan bom barrel dalam perang sipil yang telah berlangsung sejak 2011. Sejak awal September 2018, pasukan koalisi Suriah dukungan Rusia dan Iran mulai menyerang Provinsi Idlib, yang menjadi basis kelompok pemberontak anti-Presiden Bashar al-Assad dan kelompok teroris ISIS.
Baca:
Pasukan Koalisi Suriah Gempur Idlib Pakai Bom Barrel
Tolak Seruan Turki, Jet Suriah dan Rusia Gempur Idlib
Menurut laporan Reuters, ada sekitar 15 helikopter Suriah yang menyerang dan menggunakan bom barrel saat menyerang desa al Habeet dan Abdin di selatan Provinsi Idlib pada Ahad, 9 September 2018.
Sebelum ini, Presiden Assad pernah membantah pasukannya menggunakan bom barrel saat menyerang pasukan pemberontak.
Baca:
Perang Suriah, 6 Faksi Militer Kuasai Suriah
“Itu disebut bom. Kami punya bom, rudal dan peluru,” kata dia seperti dilansir NBC News pada 2015. “Tidak ada bom barrel, kami tidak punya bom barrel. Saya belum pernah mendengar pasukan menggunakan bom barrel atau mungkin bom panci.”
Berikut 4 poin mengenai penggunaan bom barrel di Suriah:
- Bom barrel, seperti bom lainnya, meledak dan menewaskan siapa saja yang berada di dekat radius ledakan. Bom ini berbentuk tabung berisi bahan bakar, paku, potongan besi, atau bahan kimia dengan daya ledak tinggi. Bom ini dilemparkan dari helikopter ke sasaran berupa bangunan atau area yang berada di bawahnya.
Baca:
Turki, Rusia dan Iran Gagal Sepakat Gencatan Senjata di Suriah
- Bom barrel ini digunakan sejak perang sipil di Suriah berlangsung pada 2011. Namun, bom ini mulai menarik perhatian ketika digunakan untuk menyerang Kota Aleppo, yang dikuasai kelompok pemberontak, pada 2016. Media Independent melansir pasukan militer Suriah menjatuhkan sekitar 13 ribu bom barrel pada tahun itu.
Militer Suriah menjatuhkan bom barrel ke sejumlah bangunan dan gedung di Darayya, Suriah, yang dikuasai pasukan pemberontak, pada 2014. Telegraph
- Perserikatan Bangsa – Bangsa mencoba melarang penggunaan bom barrel ini di Suriah pada 2014 namun gagal. Ini karena bom barrel ini kerap digunakan untuk menyasar bangunan atau gedung yang dihuni banyak warga sipil. “Dengan menggunakan bom barrel di kawasan padat penduduk, pemerintah Suriah menggunakan cara dan metode perang yang tidak membedakan warga sipil sebagai sasarannya,” kata aktivis Human Rights Watch seperti dilansir NBC News.
Baca:
Jet Suriah Gempur Posisi Pemberontak di Idlib, 10 Tewas
- Jumlah korban bom barell diperkirakan mencapai ribuan orang dari total sekitar 200 ribu orang yang tewas dalam perang ini baik militer dan sipil. Selain di Aleppo, pasukan Suriah banyak menggunakan bom ini di ibu kota Damaskus, yang dikuasai pasukan pemberontak. Pasukan Assad juga dituding menjatuhkan banyak bom barrel di atas instalasi sipil seperti instalasi medis dan pengungsian.