TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah museum di Yerusalem membawa kehidupan kembali ke kota masa kuno dengan tur berkonsep virtual reality (VR) atau realitas maya, yang memungkinkan pengunjung untuk mengalami bagaimana suasano kota Yerusalem 2.000 tahun yang lalu.
Dilaporkan Associated Press, 8 September 2018, Museum Menara David, yang berlokasi di benteng kuno kota tua Yerusalem, berencana untuk meluncurkan tur VR terpandu teknologi tinggi bulan ini menjelang liburan Yahudi Sukkot.
Baca: Anting-anting Emas Berusia 2000 Tahun Ditemukan Di Yerusalem
"Tur realitas maya yang dinamakan 'Step into History' menawarkan pengunjung kesempatan untuk berjalan di jalan-jalan di Yerusalem dan menikmati masa kini dan melihat kembali ke masa lalu," kata direktur Museum Menara David, Eilat Lieber.
Bekerjasama dengan para arkeolog dari Israel Antiquities Authority, Lithodomos VR menciptakan simulasi 360 derajat tentang bagaimana benteng, istana, jalan-jalan Yerusalem dan kuil Yahudi kuno diyakini telah muncul selama masa kejayaannya di bawah Raja Herodes pada abad pertama sebelum Masehi dan bahkan selama Yesus masih hidup.
Museum Menara David di Kota Tua Yerusalem [www.tod.org.il]
Herodes, seorang warga Romawi yang memerintah Yudea dari 37 sampai 4 SM, berinvestasi besar-besaran dalam proyek-proyek konstruksi di seluruh wilayahnya, termasuk perluasan besar-besaran dari Bait Suci Yahudi di Yerusalem, benteng dan istana tempat Menara David berdiri hari ini. Monumen-monumennya, termasuk benteng gunung di Masada dan kota pelabuhan Caesarea, adalah salah satu situs yang paling banyak dikunjungi di Israel.
"Terutama dengan Yerusalem, saya pikir tantangan terbesar adalah memperbaikinya," kata Simon Young, pendiri Lithodomos VR, sebuah perusahaan start up asal Australia.
"Ada banyak pendapat berbeda tentang bagaimana Yerusalem tampak di dunia kuno ... Tentu saja, kami ingin melakukannya dengan benar pada Yerusalem dan membuatnya seakurat mungkin," tambah Simon.
Panorama Museum Menara David di Yerusalem [Israel Ministry of Foreign Affairs]
Tim arkeolog dan seniman Lithodomos VR telah menghasilkan proyek serupa di London, Roma, Athena, dan kota lainnya.
Tower of David Museum juga menyimpan laboratorium inovasi di sebuah ruangan di bagian atas era Herodian yang pernah berfungsi sebagai kamar gubernur Ottoman Yerusalem.
Laboratorium diluncurkan pada Oktober 2017, perusahaan start up seperti Lithodomos VR yang mengembangkan teknologi untuk meningkatkan pengalaman pengunjung, dengan penekanan khusus pada realitas maya dan ditingkatkan. Situs ini juga mengadakan pertunjukan cahaya yang rumit yang memproyeksikan gambar bergerak dalam detail yang rumit di dinding kuno Kota Tua Yerusalem.
Rekonstruksi Yerusalem dan Kuil Herodes (Réconstitution de Jérusalem et du temple d'Hérode), James Tissot (Prancis, 1836-1902) [Foto Brooklyn Museum / www.brooklynmuseum.org]
Ditemani oleh seorang pemandu, para pengunjung akan dapat menjelajahi sembilan titik pandang yang berbeda di kota, dimulai dari benteng, sebuah benteng era Ottoman yang dibangun di atas sisa-sisa beberapa benteng sebelumnya, kemudian berkelok-kelok melintasi Kota Tua Yahudi ke arah sisa-sisa Kuil Yahudi Kedua. Agar tidak jatuh ke Yerusalem modern, pengunjung membawa kacamata di antara situs-situs.
Baca: Palestina Bela Turis Indonesia yang Tak Bisa Masuk Israel
Pada setiap titik, seorang narator menjelaskan rincian historis dari struktur yang dapat mereka lihat dalam kacamata VR, seperti pasar kardo Cardo, jantung kota kuno, menara Benteng Herodes yang menjulang tinggi, kolam-kolam mewah istana dan kuil. Tur VR di sekitar Kota Tua Yerusalem membutuhkan waktu sekitar dua jam.
Simon mengatakan tim VR Lithodomos akan tertarik menambahkan lapisan sejarah tambahan ke panduan realitas maya yang akan memungkinkan orang untuk menjelajahi Yerusalem selama periode lain, seperti Perang Salib.