TEMPO.CO, Jakarta - Universitas di Inggris terancam didenda atau ditutup kecuali menerima lebih banyak mahasiswa miskin di bawah proposal yang diumumkan.
Dilansir Dailymail.co.uk, 7 September 2018, melalui proposal ini pihak universitas diharapkan untuk menawarkan lebih banyak insentif bagi mahasiswa yang kurang beruntung, seperti nilai masuk yang lebih rendah dan undangan khusus selama musim panas.
Baca: Terbongkar, Universitas Kedokteran Tokyo Diskriminasi Wanita
Di tengah kekhawatiran bahwa beberapa universitas hanya menerima mereka yang berasal dari keluarga kaya, Office for Students (OfS) merencanakan perombakan terbesar persyaratan masuk sejak 2004.
Rencana-rencana itu, jika diadopsi, akan membuat semua universitas wajib mematuhi pasal karena pengawas memiliki wewenang untuk mendenda atau menderegasikan institusi.
"Semua orang yang memiliki bakat untuk berhasil di pendidikan tinggi harus memiliki kesempatan yang sama untuk melakukannya, tetapi saat ini tidak demikian halnya," tutur Chris Millward dari OfS
Perpustakaan yang merupakan bagian dari Universitas Oxford ini memiliki banyak koleksi buku langka tentang hukum dan sejarah yang berusia ratusan tahun dan ditulis dengan tulisan tangan. Pada abad 18, koleksi buku di Perpustakaan Codrington adalah sepertiga jumlah buku cetak yang ada di dunia saat itu. dailymail.co.uk
Sementara dilansir dari keepthefaith.co.uk, Tim Bradshaw, kepala Russel Group, yang mewakili universitas Inggris yang paling selektif, menyerukan kepada para menteri untuk membuat lebih banyak dana untuk memperluas akses, daripada meletakkan semua kesalahan pada universitas.
Komentarnya datang sebagai kelompok dari 24 universitas terbaik di Inggris, yang mencakup Universitas Oxford dan Cambridge, berada dalam sorotan karena gagal untuk menerima jumlah mahasiswa yang cukup dari etnis minoritas dan latar belakang yang lebih miskin.
Baca: Universitas Kedokteran Tokyo Akui Manipulasi Pelamar Perempuan
Para menteri dan OfS telah mengecam universitas ternama karena tidak membuat kemajuan yang cukup dalam upaya mereka untuk menerima lebih banyak mahasiswa yang berkulit hitam atau dari latar belakang kurang istimewa setelah terungkap bahwa beberapa perguruan tinggi Oxbridge telah mengakui tidak ada mahasiswa kulit hitam Inggris.
Secara keseluruhan, hanya lebih dari 3 persen lulusan sekolah yang masuk ke lembaga paling bergengsi tahun lalu berkulit hitam, dan hanya 6,5 persen mahasiswa dari daerah yang paling miskin di Inggris.
Universitas Cambridge. By Cambridge University
Bradshaw meminta OfS dan Departemen Pendidikan untuk membantu meningkatkan keragaman siswa dan mengatakan memperkenalkan kembali hibah, yang bernilai 3.500 Poundsterling atau Rp 67 juta setahun, bisa membuat perbedaan substansial untuk orang-orang muda yang ragu berutang untuk kuliah. Hibah tersebut dibatalkan oleh pemerintah pada 2016-2017.
"Saya pikir jika Anda memberikan hibah kepada para siswa itu maka Anda mungkin mendorong lebih banyak lagi yang mempertimbangkan melamar untuk universitas ternama dan berpikir itu sebenarnya adalah sesuatu yang benar-benar mereka impikan, dan itu tidak akan memberi mereka utang tambahan suatu hari nanti," tambah Bradshaw.
Baca: Bocah 12 Tahun dari Meksiko Jadi Mahasiswa Termuda Sedunia
Russell Group akan mengajukan sejumlah proposal tentang bagaimana hibah pemeliharaan dapat dipulihkan di Inggris untuk tinjauan pemerintah ke dalam pendanaan pendidikan setelah usia 18 tahun.
Salah satu pilihan termasuk memberikan akomodasi sehari-hari dengan hibah sebesar 8.192 Poundsterling atau Rp 157 juta per tahun untuk mahasiswa yang memenuhi syarat dan makanan kampus gratis, yang mereka katakan akan mengurangi utang siswa yang memenuhi syarat dengan 27.800 Poundsterling atau Rp 534 juta.
Grup Russell mengatakan terlalu dini untuk mengatakan apakah penghapusan hibah pada 2016 telah mempengaruhi jumlah mahasiswa yang masuk ke pendidikan tinggi dari keluarga yang miskin.
Baca: Universitas Cina Cabut Larangan Mahasiswi Pakai Rok Mini
Menyambut saran Bradshaw bahwa hibah pemeliharaan harus dipulihkan, Amatey Doku, wakil presiden National Union of Students (NUS) untuk pendidikan tinggi, mengatakan kepada The Independent bahwa pembatalan uang hibah adalah kesalahan besar pemerintah.
"Keuangan tidak boleh menjadi penghalang bagi pendidikan kaum muda, dan kami melihat kemajuan nyata, dengan orang yang kurang beruntung berusia 18 tahun 50 persen lebih mungkin untuk memasuki universitas penuh waktu pada tahun 2017 dibandingkan dengan tahun 2009, " kata juru bicara Kementerian Pendidikan Inggris.