TEMPO.CO, Jakarta - Angin topan Jebi yang menghantam Osaka, Jepang pada Selasa, 4 September 2018, telah membuat lebih dari tiga ribu wisatawan terdampar di Bandara Internasional Kansai, Osaka, Jepang. Bagi sekitar 500 turis berpaspor Taiwan, mereka bukannya terkatung-katung di bandara lantaran banyak penerbangan dibatalkan, namun dibuat bingung dengan pertanyaan mengenai status kewarganegaraan.
Dikutip dari situs scmp.com pada Jumat, 7 September 2018, Kedutaan Cina meminta wisatawan Taiwan untuk menganggap diri mereka sebagai warga negara Cina sebelum diizinkan mendapatkan bantuan evakuasi.
“Beberapa orang Taiwan bertanya apakah mereka bisa naik bus yang disediakan oleh kedutaan Cina untuk evakuasi. Tentu saja bisa, jika anda mengidentifikasikan diri anda sebagai orang Cina,” kata seorang saksi berkewarganegaraan Cina di bandara.
Baca: Jepang Dihantam Topan Jebi, Terkuat Selama 25 Tahun
Dikutip dari Guancha.cn, seorang saksi dari Cina mengatakan, setelah bertanya beberapa wisatawan Taiwan akhirnya ikut antri untuk naik bus seperti wisatawan Cina lainnya.
Dalam menghadapi musibah Badai Jebi, pemerintah Jepang telah mengatur evakuasi wisatawan dengan bus dan perahu tanpa memandang kewarganegaraan. Badai ini adalah yang terburuk dalam 25 tahun.
Baca: Mobil hingga Kapal di Jepang Terseret Dahsyatnya Topan Jebi
Sumber di Kantor Perdagangan Taiwan di Osaka mengatakan Taipei memang belum menyediakan transportasi untuk wisatawan Taiwan terkait musibah ini.
“Yang bisa dilakukan adalah menyarankan wisatawan untuk transit ke bandara lainnya atau ke stasiun kereta sehingga dapat pergi secepatnya,” kata sumber tersebut.
Selama setahun terakhir, Beijing telah meningkatkan tekanan pada perusahaan penerbangan di seluruh dunia, untuk merujuk Taiwan sebagai bagian dari Cina. Taipei dan Beijing mengeluarkan paspor secara terpisah bagi warganya serta memiliki kantor konsuler terpisah, yang telah diperintahkan oleh pemerintah terpisah selama beberapa dekade.