TEMPO.CO, Jakarta - Ledakan bom kembar menghantam sebuah klub olahraga di Kabul, Afganistan, Rabu malam, 5 September 2018, waktu setempat. Akibat ledakan tersebut, sedikitnya 20 orang tewas dan 70 korban lainnya luka-luka.
Hingga saat ini belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas peristiwa mematikan di Dash-e-Barchi, tempat tinggal anggota muslim Syiah Hazara, etnis minoritas yang kerap menjadi sasaran pembunuhan ISIS.
Baca: Taliban Sambut Ajakan Rusia Bahas Perdamaian di Afganistan
Bom bunuh diri ISIS terjadi saat para mahasiswa bersiap mengikuti ujian di kelas mereka di Mawoud Academy di Kabul, Afganistan. [aljazeera]
Gambar yang diambil dari tempat kejadian menunjukkan sejumlah pria muda di tempat latihan gulat menggotong rekannya ke dalam kendaraan untuk dibawa ke rumah sakit.
"Ledakan pertama dipicu oleh seorang pelaku bom bunuh diri dan disusul sebuah bom mobil sesaat setelah ledakan sebelumnya," kata juru bicara Menteri Dalam Negeri, Najib Danish seperti dikutip Al Jazeera, Kamis 6 Agustus 2018.
Presiden Afganistan Ashraf Ghani mengutuk ledakan bom ini. "Serangan terhadap warga sipil dan pekerja media di negara ini adalah sebuah serangan terhadap kekebasan berbicara dan kejahatan melawan kemanusiaan," ucapnya melalui sebuah pernyataan.Seorang pria yang terluka menjauh dari lokasi ledakan bom ranjau darat di kota Jalalabad, Afganistan, 31 Juli 2018. Ledakan ranjau itu mengakibatkan 11 orang tewas dan 40 lainnya yang terutama perempuan serta anak-anak mengalami luka-luka. REUTERS/Parwiz
Menurut laporan NAI, seorang reporter dan kameraman televisi dari media siaran terbesar Afganistan, Tolo News, tewas dalam aksi tersebut. Sedangkan empat kru televisi cedera.
Juru bicara kepolisian Kabul, Hashmat Stanekzai, mengatakan, ledakan kedua menghantam polisi saat membantu para korban dan sejumlah petugas kepolisian cedera.
Baca: Afganistan Bebaskan 149 Sandera Korban Penculikan Taliban
ISIS dikenal memiliki reputasi brutal di kawasan ini. Kelompok bersenjata tersebut sering melakukan serangan terhadap fasilitas pemerintah dukungan Barat dan Taliban. Keduanya dianggap musuh utama ISIS.