TEMPO.CO, Washington – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, membicarakan isu terorisme, Suriah, dan Yaman dengan Emir Kuwait, Sheikh Sabah Al Ahmad Al Sabah di Oval Office, Gedung Putih, pada Rabu, 5 September 2018 waktu setempat.
Baca:
Dalam pertemuan dengan emir Kuwait, Trump mengatakan Sheikh Sabah sebagai teman sangat spesial. Sedangkan penguasa Kuwait itu mengatakan dia merasa sangat bahagia bisa bertemu Trump untuk ketiga kalinya dalam setahun.
“Trump mengatakan AS dan Kuwait melakukan investasi dan perdagangan berskala besar serta bekerja sama melawan terorisme. Kuwait menjadi mitra penting dalam urusan ini,” begitu dilansir Fox News, Rabu, 5 September 2018.
Baca:
Sebelum pertemuan keduanya, emir Kuwait mengatakan dia akan membicarakan sejumlah isu bilateral dengan AS seperti investasi, kerja sama militer, energi dan edukasi.
Trump pernah bertemu dengan Emir Kuwait Sheikh Al Sabah pada 2017. Seusai pertemuan di Gedung Putih saat itu, Trump menyinggung soal pesawat Emir yang membawa penguasa berusia 89 tahun itu ke Washington DC dengan sejumlah anggota DPR dari Partai Demokrat.
Baca:
“Dia merasa sangat terkesan dengan pesawat kerajaan Kuwait dan mengatakan pesawat itu lebih panjang dari Air Force One hingga sekitar 30 meter,” begitu dilansir media Politico.
Trump membicarakan ukuran pesawat terbang emir Kuwait dan membandingkannya dengan Air Force One saat bertemu sejumlah anggota DPR dari Partai Demokrat dan Gubernur New York dan Gubernur New Jersey.
Saat itu, Trump dan para anggota DPR membicarakan proyek infrastruktur besar berupa terowongan raksasa senilai US$30 miliar atau sekitar Rp447 triliun. Terowongan ini menghubungkan Kota New York dan New Jersey.