TEMPO.CO, Jakarta - Jaksa penuntut Inggris pada Rabu, 5 Agustus 2018, mengidentifikasi dua warga negara Rusia yang diduga sebagai pelaku yang meracun mantan agen ganda Rusia, Sergei Skripal dan putrinya, Yulia. Dua terduga itu adalah Alexander Petrov dan Ruslan Boshirov, berkewarganegaraan Rusia.
Jaksa penuntut dalam keterangannya menyebut, Eropa telah menerbitkan surat penahanan bagi kedua terduga pelaku, yang masih buron. Kepolisian Inggris telah menyebar foto terduga pelaku.
“Kami tidak akan membiarkan Rusia melakukan ekstradisi kepada orang-orang ini, terlebih konstitusi Rusia juga tidak mengizinkan ekstradisi warga negaranya sendiri,” kata Sue Hemming, Direktur bidang hukum di Layanan Jaksa Penuntut Umum wilayah Crown, Inggris.
Baca: Sergei Skripal, Eks Mata-mata Rusia Keluar Rumah Sakit Inggris
Petugas kepolisian berjaga-jaga di rumah mantan iintelijen Rusia, Sergei Skripal di Salisbury, 6 Maret 2018. REUTERS/Toby Melville
Baca: Penyerangan Skripal, Jerman Belum Kantongi Bukti Rusia Terlibat
Dikutip dari Reuters pada Rabu, 5 September 2018, Neil Basu, Kepala Kebijakan Terorisme Inggris, mengatakan Petrov dan Boshirov bepergian dengan menggunakan identitas palsu. Namun usia mereka diperkirakan sekitar 40 tahun-an dan memiliki paspor asli Rusia.
Otoritas Inggris berhasil melacak jejak racun Novichok yang ditemukan di sebuah kamar hotel di kota London tempat kedunya menginap. Petrov dan Ruslan Boshirov diduga tiba di Inggris pada 2 Maret dan meninggalkan negara itu pada 4 Maret 2018.
“Ujicoba telah dilakukan di kamar hotel tempat terduga menginap. Dua kain lap memperlihatkan adanya kontaminasi racun Novichok pada tingkat rendah yang bisa membahayakan kesehatan publik,” kata Basu.
Skripal adalah mantan intelijen Inggris yang berkhianat dengan menjadi agen mata-mata Inggris, M16. Dia dan Yulia ditemukan tak sadarkan diri pada sebuah bangku taman di kota Salisbury, Inggris, pada 4 Maret 2018.
Inggris menyalahkan Rusia atas penyerangan terhadap Skripal ini dan mengidentifikasi dia dan putrinya terpapar racun Novichok, jenis racun saraf mematikan yang dikembangkan oleh militer Uni Soviet pada 1970-an dan 1980-an. Rusia menyangkal tuduhan ini.