TEMPO.CO, Washington - Wartawan senior peraih dua penghargaan Pulitzer, Bob Woodward, bakal meluncurkan buku mengenai Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dengan judul “Fear: Trump in The White House.
Baca:
Siapa Omarosa, Penulis Buku Kritik Trump dan Gedung Putih?
Buku ini berisi cerita mendalam dari kesaksian pejabat dan bekas pejabat Gedung Putih termasuk orang-orang yang dekat dengan Trump.
Salah satu cerita menarik dari buku ini adalah pernyataan pribadi para pembantu mengenai Trump. Ada yang menyebutnya sebagai idiot dan labil hingga berperilaku seperti anak sekolah dasar kelas lima dan enam.
“Dia itu idiot. Percuma mencoba meyakinkannya mengenai apapun. Dia sudah keluar batas. Kita ada di kota gila,” kata John Kelly seperti tercantum dalam buku setebal 448 halaman seperti dilansir CNN, yang mendapat salinan buku ini sebelum diterbitkan, Selasa 4 September 2018.
Bekas pegawai Gedung Putih, Omarosa Manigault Newman, menulis buku soal Trump berjudul "Unhinged: An Insider's Account of the Trump White House". Business Insider
Woodward, 75 tahun, terkenal dengan liputan investigai dalam skandal Watergate di media Washington Post, yang berujung pengunduran diri Presiden Richard Nixon pada era 70an.
Baca:
Eks Direktur FBI James Comey Tulis Buku, Sebut Trump dan Pelacur?
Liputan ini kemudian difilmkan dengan judul "All The President's Men", dan menjadi tontonan populer penggemar politik dan jurnalistik. Woodward telah menulis 18 buku politik AS dengan 12 buku termasuk best seller.
Sebelum ini, seperti dilansir Reuters, bekas pejabat komunikasi Gedung Putih, Omarosa Manigault Newman, juga menulis buku mengenai Trump berjudul "Unhinged, An Insider Account of the Trump White House”. Sebelum itu, penulis Michael Wolf juga menulis buku berjudul "Fire and Fury: Inside Trump White House". Kedua buku terakhir ini juga mengungkap berbagai sejumlah sisi negatif dan kontroversial dari Trump.
Dalam bukunya, Woodward juga menulis pernyataan keras lain keluar dari Menteri Pertahanan James Mattis dan bekas pengacara pribadi Trump, John Dowd. Mattis menyebut tingkat pemahaman Trump seperti anak sekolah dasar kelas lima atau enam.
Mattis mengatakan ini setelah Trump bertanya mengapa ada pengerahan pasukan AS secara besar-besaran di Korea Selatan selama puluhan tahun dan menelan biaya besar, yang ditanggung anggaran negara AS.
Presiden A.S. Donald Trump bersama Menteri Pertahanan James Mattis dalam sebuah rapat kabinet di Gedung Putih di Washington, AS, 1 November 2017. REUTERS
“Kita melakukan ini untuk mencegah terjadinya Perang Dunia III,” kata Mattis dalam pertemuan dengan Trump pada Januari 2018. Ini memicu Mattis mempertanyakan tingkat pemahamanan Trump.
Pengacara Trump, John Dowd, menyebut Trump sebagai pembohong keparat (a f*cking liar). Dowd meyakini Trump bakal berakhir mengenakan pakaian terusan oranye (sebagai terdakwa) jika dia memberikan kesaksian kepada penasehat khusus Robert Mueller. Mueller sedang melakukan investigasi terkait dugaan kolusi tim kampanye Trump dengan sejumlah orang Rusia.
Baca:
Ditanya terpisah, ketiga pejabat ini membantah pernah menggunakan kata-kata tadi. Kelly mengaku tidak pernah menyebut Trump sebagai idiot. Dowd juga mengaku tidak pernah menggunakan istilah baju terusan oranye, dan Mattis menyebut kutipan mengenai pernyataannya dibuat orang yang kaya dengan imajinasi.
Para pembantu terdekat Trump, menurut buku yang akan diluncurkan pada 11 September 2018 ini, juga melakukan berbagai cara untuk menyembunyikan dokumen dari meja kerja Presiden untuk menghentikannya melakukan tindakan yang dianggap berbahaya terhadap negara.
Buku Fire and Fury. Phillymag.com
Ini dilakukan Gary Cohn, bekas penasehat ekonomi Trump, dengan menyembunyikan surat yang bisa membatalkan perjanjian dagang AS dengan Korea Selatan. Perjanjian ini terkait dengan kerja sama keamanan antara AS dan Korea Selatan untuk mendeteksi rudal Korea Utara dalam waktu hanya 7 detik sejak diluncurkan.
“Saya curi surat itu dari meja kerjanya,” kata Cohn kepada rekannya. “Saya tidak izinkan dia melihatnya. Harus melindungi negara.”
Baca:
Soal buku ini, Gedung Putih memberikan tanggapan. “Buku ini tidak lain berisi cerita buatan saja. Banyak yang dibuat oleh bekas pegawai yang merasa kecewa, mengatakan itu untuk membuat Presiden terlihat buruk,” kata Sarah Sanders, juru bicara Gedung Putih. “Presiden Trump telah menembus proses birokrasi untuk mencapai kesuksesan yang belum pernah terjadi bagi rakyat Amerika.”