Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perang Dingin, AS Ingin Serang Uni Soviet dan Cina dengan Nuklir

image-gnews
Sebuah awan  dari ledakan bom atom di Hiroshima, Jepang, 6 Agustus 1945. REUTERS
Sebuah awan dari ledakan bom atom di Hiroshima, Jepang, 6 Agustus 1945. REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Selama Perang Dingin, Angkatan Darat Amerika Serikat dilaporkan pernah membuat rencana untuk perang nuklir yang dirancang pada 1960-an untuk menghancurkan Uni Soviet dan Cina dengan menghancurkan industri potensial dan memusnahkan sebagian besar populasi.

Dilansir dari Russia Today, 3 September 2018, Dokumen rahasia rencana ini adalah rencana perang nuklir umum AS yang ditinjau Staf Gabungan pada 1964, yang baru-baru ini diterbitkan oleh proyek Arsip Keamanan Nasional George Washington University. Rencana menunjukkan bagaimana Pentagon mempelajari opsi untuk menghancurkan Uni Soviet dan Cina.

Baca: Israel Ancam Gunakan Senjata Nuklir untuk Melibas Musuhnya

Peninjauan ulang, yang dilakukan dua tahun setelah Krisis Misil Kuba, merencanakan skenario penghancuran Uni Soviet dengan memusnahkan 70 persen industrinya selama serangan nuklir antisipasi dan pembalasan.

Ledakan Bom Nuklir [www.smithsonianmag.com]

Sementara target lainnya adalah Cina, yang memiliki ekonomi berbasis agraria saat itu. Menurut rincian rencana, AS akan memusnahkan 30 kota besar Cina, membunuh 30 persen populasi dan mengurangi separuh kemampuan industrinya. Keberhasilan pelaksanaan serangan nuklir berskala besar akan memastikan bahwa Cina tidak lagi menjadi negara yang layak.

Staf Gabungan telah mengusulkan untuk menggunakan pemusnahan populasi sebagai tolak ukur utama untuk keefektifan dalam menghancurkan masyarakat musuh dengan hanya perhatian terhadap kerusakan industri.

Baca: Israel Diduga Pernah Uji Coba Senjata Nuklir di Samudra Hindia

Dilansir dari Sputniknews, Badan Arsip dan Arsip Nasional (NARA) telah mengumumkan dan mempublikasikan daftar target potensial pemboman nuklir AS tahun 1959, yang mencakup ratusan tujuan tidak hanya di Uni Soviet, tetapi juga di Eropa Timur dan Cina.

Dokumen yang baru-baru ini dirilis menunjukkan bahwa AS merasa penghancuran kawasan perkotaan Uni Soviet dan Cina menjadi pilihan yang masuk akal jika terjadi perang nuklir. Menurut Rencana Operasi Terpadu Tunggal (SIOP) 1962-1964, dokumen yang digunakan sebagai pedoman untuk senjata nuklir dalam kasus perang, AS sedang mempertimbangkan menghambat kemampuan industri dan penghancuran masyarakat dalam skenario serangan balasan.

Ledakan bom hidrogen milik Uni Soviet. atomicarchive.com

Di antara target prioritas pertama dalam rencana ini adalah ICBM, lapangan udara dan objek militer lainnya. Namun, tingkat prioritas terakhir, yang disebut "target Charlie" termasuk daerah perkotaan. Tujuannya adalah untuk menghancurkan kemampuan suatu negara untuk berperang dan untuk menghapus Cina dan Uni Soviet dari kategori kekuatan industri utama, untuk memastikan posisi yang menguntungkan bagi AS di dunia pasca-perang.

Rencana perang nuklir 1964 tidak menyebut tingkat korban musuh yang diantisipasi, tetapi para peneliti memproyeksikan berdasarkan perkiraan tahun 1961 bahwa serangan AS akan membunuh 71 persen penduduk di pusat-pusat perkotaan utama Uni Soviet dan 53 persen penduduk di Cina . Demikian juga, perkiraan 1962 meramalkan kematian 70 juta warga Soviet selama "serangan tiba-tiba Amerika Serikat" pada target militer dan industri perkotaan.

Baca: PBB: Iran Penuhi Kesepakatan Nuklir 2015

Strategi nuklir yang ada juga memungkinkan AS untuk melakukan serangan nuklir tidak hanya dalam menanggapi serangan nuklir musuh, tetapi juga sebagai balasan terhadap serangan strategis non-nuklir yang signifikan di Amerika Serikat dan sekutunya selama Perang Dingin.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Huawei Kembali ke Posisi Atas Penguasa Pasar Ponsel di Cina

10 jam lalu

Huawei Nova 12. gsmarena.com
Huawei Kembali ke Posisi Atas Penguasa Pasar Ponsel di Cina

Honor dan Huawei menempati posisi pertama pangsa pasar ponsel pintar di negara asalnya, Cina., menurut IDC


Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

13 jam lalu

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi di Departemen Luar Negeri di Washington, AS, 26 Oktober 2023. REUTERS/Sarah Silbiger
Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

Antony Blinken menyerukan pada Cina agar memberikan kesempatan yang sama pada para pelaku bisnis dari Amerika Serikat di Cina.


Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

21 jam lalu

Menko Marves Luhut Pandjaitan mengunggah sejumlah foto ketika bersama Menlu Cina Wang Yi sebelum memulai Dialog Tingkat Tinggi dan Mekanisme Kerja Sama Keempat Indonesia-China (HDCM) di Labuan Bajo, Sabtu, 20 April 2024. Instagram
Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.


Benarkah Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Akan Lebih Sukses Dibanding Jakarta-Bandung?

22 jam lalu

Suasana mudik lebaran di Stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) Halim, Jakarta, Sabtu, 6 April 2024. Kereta cepat Whoosh untuk pertama kalinya bakal melayani penumpang mudik lebaran. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Benarkah Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Akan Lebih Sukses Dibanding Jakarta-Bandung?

Pengamat dari MTI membeberkan alasan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya bakal lebih sukses ketimbang Jakarta-Bandung.


Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

1 hari lalu

Cuplikan video padi di gurun Dubai, yang dikembangkan CIna,  7 April 2024 (Asia Hot Topics)
Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

Menko Luhut mengatakan, Cina bersedia untuk mengembangkan pertanian di Kalimantan Tengah dengan memberikan teknologi padinya.


Luhut Rencanakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya dengan Cina, Apa Bedanya dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung?

1 hari lalu

Rute Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Diubah
Luhut Rencanakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya dengan Cina, Apa Bedanya dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung?

Luhut menggadang-gadang proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Cina. Berikut perbedaan spesifikasi dan lainnya dari Kereta Cepat Jakarta-Bandung.


Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

2 hari lalu

Sejumlah buruh tani menanam benih padi. TEMPO/Budi Purwanto
Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.


Cina Garap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Pengamat: Hati-hati, Jangan Pakai APBN Lagi

2 hari lalu

Cina akan garap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.
Cina Garap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Pengamat: Hati-hati, Jangan Pakai APBN Lagi

Indonesia kembali menggandeng Cina di proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya. Jangan sampai menggunakan APBN lagi seperti kereta cepat Jakarta-Bandung.


Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

2 hari lalu

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi (kiri) berdialog dengan pelajar saat Kegiatan Edukasi Keuangan di Indonesia Banking School, Jakarta, Senin, 22 Januari 2024. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyelenggarakan kegiatan Edukasi Keuangan terkait investasi, pinjaman hingga perencanaan keuangan yang diikuti sekitar 1.500 pelajar secara luring dan daring guna meningkatkan literasi keuangan masyarakat khususnya bagi pelajar. TEMPO/Tony Hartawan
Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.


Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

2 hari lalu

Ilustrasi panen padi di sawah. TEMPO/Prima Mulia
Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.