TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 400 tahanan kabur dari penjara di Tripoli, ibukota Libya pada hari Minggu, 2 September 2018 saat dua kubu milisi bersenjata saling bertempur.
Pejabat hukum Libya menjelaskan, para tahanan memaksa aparat membuka pintu kamar sel mereka di penjara Ain Zara, di selatan Tripoli.
Baca: ISIS Bangun Brigade Pasukan Gurun di Libya
Penjaga penjara tidak mampu menghentikan langkah para tahanan yang memaksa pintu dibuka untuk kemudian melarikan diri. Penjaga penjara juga ketakutan akan kehilangan nyawa mereka.
"Para tahanan mampu membuka pintu dan pergi," kata polisi tanpa menjelaskan secara rinci dua kubu yang berkelahi seperti dikutip dari Channel News Asia, Minggu, 2 September 2018.
Polisi membenarkan tentang 400 tahanan yang melarikan diri itu di media sosial. Namun aparat polisi Libya menolak memberikan penjelasan lebih rinci.
Baca: Kisah WNI Bebas dari Penyanderaan di Libya
Sebagian besar tahanan yang melarikan diri merupakan tahanan kriminalitas umum. Mereka juga pendukung mantan pemimpin LIbya, Muammar Kadhafi yang tewas dalam aksi unjuk rasa tahun 2011.
Menurut Kementerian Kesehatan Libya, perkelahian antar kubu milisi di pinggiran selatan Tripoli telah memakan korban 39 orang meninggal, dan sekitar 100 orang terluka. Perkelahian antar kubu milisi ini menggunakan senjata berat seperti tembakan roket.
Beberapa roket yang diluncurkan kubu milisi yang berkelahi menyasar kamp al-Fallah yang digunakan sebagai tempat tinggal ratusan orang dari suku Tawergha. Serangan roket menewaskan dua orang dan melukai tujuh orang termasuk dua anak-anak.
Baca: Kisah Pasangan Libya Disiksa CIA dan M16 atas Pesanan Khadafi
Orang-orang Tawerga tinggal di kampa setelah dipaksa keluar dari tempat tinggal mereka di dekat kota Misrata. Mereka merupakan pendukung Kadhafi.
Roket juga menerjang hotel Waddan di pusat kota Tripoli dekat Kedutaan Italia pada hari Sabtu, 1 September. Tiga orang terluka.
Perusahaan minyak milik pemerintah Libya, NOC juga menjadi sasaran roket. Depot diesel yang digunakan sebagai bahan bakar telah diterjang roket di hari yang sama saat hotel Waddan mengalami peristiwa yang sama.
Pemerintah Libya dukungan PBB yang berkantor di Tripoli menyatakan ibukota dalam situasi darurat. Misi PBB di Libya telah meminta pihak-pihak yang bertikai untuk bertemu pada hari Selasa, 4 September 2018 guna menggelar dialog mendesak tentang situasi keamanan di Tripoli.