TEMPO.CO, Jakarta - Qatar mengungkapkan rencananya untuk mengucurkan miliar dollar investasi di Jerman. Langkah ini dilakukan di tengah-tengah kondisi Qatar yang sedang terisolasi setelah pada 2017 Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik karena Doha diduga telah mendukung terorisme dan lebih berpihak pada Iran.
Dikutip dari RT.com pada Senin, 3 September 2018, Qatar sebelumnya sudah menanamkan investasi US$ 20 miliar atau sekitar Rp 294 triliun ke Jerman. Namun Doha telah memutuskan untuk memperluas sayap investasinya ke negara dengan perekonmian terbesar di Eropa itu. Berikut tiga alasan khusus Qatar memilih Jerman untuk melabuhkan dana investasinya.
Baca: Terkait Lira, Qatar Janji Investasi Rp 221 Triliun kepada Erdogan
Pasukan terjun payung dari Angkatan Bersenjata Qatar mengibarkan bendera raksasa pada perayaan Hari Nasional Qatar di Doha, 18 Desember 2015. REUTERS/Naseem Zeitoon
Pertama, Qatar melihat Jerman sebagai pemain penting dalam perekonomian dunia. Menteri Keuangan Qatar, Ali Sharif al-Emadi, mengatakan pihaknya juga optimis dengan kondisi pasar Jerman yang besar.
Kedua, Qatar ingin memperluas investasinya diberbagai sektor di Jerman, meskipun ada sejumlah sektor investasi Qatar di Jerman yang mengalami kerugian, seperti Solarworld dan Deutsche Bank.
“Kami memiliki banyak stamina dan akan menyasar seluruh sektor,” kata Emadi, seperti dikutip dari Reuters.com, Senin, 3 September 2018.
Qatar adalah eksportir terbesar di dunia untuk gas alam cair atau LNG. Qatar telah menjadi pemegang saham sejumlah perusahaan papan atas Jerman seperti Volkswagen, Deutsche Bank, Siemens, Hochtief dan SolarWorld.
Baca: Qatar Tertarik Investasi di KEK Mandalika Lombok
Ketiga, Qatar ingin membuktikan diri mampu berdiri kendati diisolasi oleh sejumlah negara teluk. Negara-negara Arab telah menerbitkan 13 tuntutan terhadap Qatar, diantaranya menutup jaringan pemberitaan Al Jazeera yang dituding telah mengintervensi urusan dalam negeri negara-negara Arab melalui pemberitaan. Mereka juga menuntut agar Qatar menghentikan dukungan kepada kelompok Ihkwanul Muslimin, menurunkan hubungan diplomatik dengan Iran dan menutup pangkalan militer Turki yang ada di Qatar.
Emadi mengatakan Qatar adalah negara pengekspor LNG terbesar di dunia sehingga terlalu kaya untuk mengkhawatirkan masalah ekonomi. Dia bahkan mengklaim Qatar sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di kawasan atau 40 persen lebih cepat dibanding negara-negara Teluk.