TEMPO.CO, Jakarta - Gempuran udara Arab Saudi dan Uni Emirat Arab ke sasaran di Provinsi Hodeidah, Yaman, menewaskan selusin nelayan setempat.
Dalam sebuah pernyataan yang diterima kantor berita milik Houthi, Saba News, pada Jumat 31 Agustus 2018, disebutkan Kementerian Nelayan Yaman mengutuk serangan Arab Saudi dan UEA terhadap para nelayan yang sedang berkumpul di dekat Pulau Ugban pada Kamis 30 Agustus 2018.
Baca: Serangan Arab Saudi ke Yaman, Warga Yaman Makamkan 50 Jenazah
Dalam foto yang dirilis pada Kamis, 30 Agustus 2018, sebuah tim dari kapal perusak AS, USS Jason Dunham, memeriksa senjata yang disita dari kapal di Teluk Aden, Yaman. (Angkatan Laut AS melalui AP)
"Serangan tersebut mengakibatkan sejumlah nelayan tewas dan menghancurkan sedikitnya tiga perahu nelayan," bunyi pernyataan Kementerian Nelayan seperti dikutip Al Jazeera.
Laporan Al Jazeera menyebutkan, sulit memverifikasi laporan serangan dan termasuk jumlah korban karena lokasi insiden belum bisa dipastikan. Pulau Ugban terletak di lepas pantai Hodeidah yang dikuasai oleh Houthi.
"Tiga perahu nalayan tak sedang beroperasi ketika menjadi sasaran serangan," bunyi laporan Al Jazeera. "Sekitar 70 nelayan dinyatakan hilang."Mohammed al-Hosami duduk di samping ibunya yang menderita kanker di tempat tidur di sebuah pusat perawatan kanker di Hodeidah, Yaman, 23 Juli 2018. Agresi militer Arab Saudi ke Yaman dan hancurnya infrastruktur negara, terutama jaringan penyediaan air, telah menyebabkan percepatan penyebaran kolera, yang hingga sekarang telah merenggut nyawa lebih dari 2.200 orang. REUTERS/Abduljabbar Zeyad
Sejumlah laporan media lokal sebagaimana dikutip ABC News mengatakan, serangan ini berlangsung sehari setelah kapal perusak Amerika Serikat menyita lebih dari 1.000 senjata laras panjang AK-47 dari kawasan pantai Yaman di perairan internasional. Kawasan ini diyakini menjadi tempat penyimpanan senjata oleh para nelayan.
Baca: Amerika Serikat Kirim Pasukan Khusus Bantu Saudi Lawan Houthi
Arab Saudi dan sekutunya di kawasan Teluk memberikan dukungan kepada pemerintahan Yaman yang diakui internasional sejak 2015. Sementara itu Houthi, kelompok bersenjata yang sekarang menguasai hampir seluruh wilayah Yaman termasuk Ibu Kota Yaman, disokong oleh Iran.