TEMPO.CO, Jakarta - Aktris peraih Oscar, Cate Blanchett, mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB, tidak ada yang lebih menyayat hatinya terhadap penderitaan ketika mengunjungi kamp-kamp Rohingya di Bangladesh, yang kabur dari persekusi militer Myanmar.
Sebagai Duta Besar untuk Badan Pengungsi AS di PBB, Cate Blanchett mengatakan dia mendengar pengakuan memilukan tentang penyiksaan, pemerkosaan, orang-orang yang melihat orang-orang terkasih dibunuh di depan mata mereka, dan anak-anak dilemparkan ke dalam api dan dibakar hidup-hidup.
Baca: Amerika Minta Jenderal Myanmar Pelanggar HAM Rohingya Diadili
"Saya seorang ibu, dan saya melihat anak-anak saya di mata setiap anak pengungsi yang saya temui. Saya melihat diri saya di setiap orang tua. Bagaimana bisa seorang ibu bertahan melihat anaknya dilemparkan ke dalam api?" kata Cate, seperti dilaporkan Associated Press, 29 Agustus 2018. Pemenang Academy Award dua kali ini mengatakan "Pengalaman mereka tidak akan pernah saya lupakan," dalam petemuan Dewan Keamanan Selasa 28 Agustus kemarin untuk memperingati tahun pertama penindasan etnis Rohingya.
Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Duta Besar Pengungsi, Cate Blanchett (kiri), memberikan segelas air kepada Duta Besar Bangladesh untuk PBB, Masud Bin Momen, selama pertemuan Dewan Keamanan mengenai situasi di Myanmar, Selasa, 28 Agustus 2018 di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa. (AP Photo / Mary Altaffer)
Cate Blanchett, yang mengunjungi kamp-kamp pengungsi di Bangladesh pada Maret, menceritakan kisah-kisah yang diberitahukan kepadanya dan mengatakan betapa pentingnya untuk mengingat bahwa tahun lalu bukanlah serangan pertama terhadap Rohingya.
Pada 1978, Cate berkata, Gul Zahar mengatakan kepadanya bahwa dia adalah seorang perempuan muda di antara 200.000 pengungsi Rohingya yang kabur ke Bangladesh untuk melarikan diri dari kebrutalan dan kekerasan yang meluas.
Baca: Dituduh PBB Lakukan Genosida, Apa Kata Pemerintah Myanmar?
Pada tahun 1992, Gul kembali menjadi bagian dari 250.000 orang Rohingya tanpa kewarganegaraan, yang mencari keselamatan di Bangladesh. Sekarang pada usia 90, Gul kembali menjadi seorang pengungsi di Bangladesh, dengan satu-satunya harapan bahwa cucu-cucunya yang besar akan memiliki masa depan yang lebih baik.
"Jika kita gagal bertindak sekarang, cucu-cucu Gul, seperti ribuan orang lain, tidak akan dapat melarikan diri dari siklus tanpa henti yang dialami generasi Rohingya," lanjut Cate.
Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Duta Besar Pengungsi, Cate Blanchett, selama pertemuan Dewan Keamanan mengenai situasi di Myanmar, Selasa, 28 Agustus 2018 di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa. (AP Photo / Mary Altaffer)
Aktris Australia itu mengatakan perempuan yang diperkosa oleh pasukan keamanan Myanmar kini melahirkan anak-anak yang bukan hanya tidak memiliki kewarganegaraan tetapi juga akan membawa prasangka ini selama sisa hidup ini.
Dia mendesak dukungan bagi para pengungsi dan komunitas tuan rumah Bangladesh, dan dia memohon kepada Dewan Keamanan untuk membantu Rohingya kembali untuk memberikan kewarganegaraan penuh.
"Kami telah gagal Rohingya sebelumnya, jadi tolong, jangan sampai kita gagal lagi," tutur Cate Blanchett
Baca: Facebook Hapus Akun Pejabat Militer Myanmar
Cate Blanchett dinobatkan sebagai Duta Besar Kehormatan UNHCR pada Mei 2016, seperti dilansir dari situs UNHCR, unhcr.org. Setelah kunjungan ke permukiman pengungsi Rohingya di Cox's Bazar di Bangladesh pada Maret 2018, ia memperingatkan untuk melindungi pengungsi Rohingya dari dampak terburuk musim hujan mendatang. Dia menyerukan tindakan segera dari masyarakat internasional untuk mendukung UNHCR dan mitranya, bekerja bersama Pemerintah Bangladesh, untuk menghindari keadaan darurat.