TEMPO.CO, Jakarta - Mesin pencari Google dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, saling serang. Trump menuding Google hanya mempublikasi pemberitaan negatif tentangnya. Walhasil Trump pun menilai Google memiliki motif politik.
Pernyataan Trump itu dibantah oleh Google. Dalam pernyataannya, Google mengatakan ketika pengguna mengetik apa yang mereka cari di kolom 'cari', maka Google bertugas memastikan pengguna menerima jawaban paling relevan dalam hitungan detik.
"Kolom 'cari' tidak ditujukan sebagai agenda politik dan kami tidak membiaskan hasil pencarian terhadap ideologi politik apapun. Setiap tahun, kami menerbitkan tambahan informasi baru pada logaritma kami untuk memastikan kami merespon para pengguna dengan konten yang berkualitas lebih baik," tulis Google, seperti dikutip dari Reuters pada Rabu, 29 Agustus 2018.
Baca: Tabloid AS Rahasiakan Pemberitaan Skandal Pribadi Donald Trump
Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbicara dalam Ohio Republican Party State Dinner 2018 di Kolumbus, Ohio, Amerika Serikat, 24 Agustus 2018. (AP Photo/John Minchillo)
Baca Juga:
Baca: Pemberitaan Kerap Jelek, Donald Trump Protes ke Media
Google menegaskan tidak pernah mengurutkan hasil pencarian untuk memanipulasi sentimen politik. Google pun berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitasnya sebagai mesin pencari.
Komplain Trump terhadap Google disampaikan tak lama setelah Presiden Amerika Serikat itu melakukan pertemuan di ruang Oval dengan Presiden FIFA. Melalui media sosialnya, Trump mengatakan Google telah mencuranginya dan orang lain sehingga hampir semua berita dan informasi yang muncul adalah pemberitaan negatif.
Dia pun memperingatkan Google, Twitter dan Facebook agar berhati-hati karena perusahaan tersebut tidak boleh terus menjelek-jelekkan orang. Trump pun mengklaim, menerima ribuan komplain terkait hal yang juga dialaminya dan hal ini bagi Trump tak adil bagi sebagian besar masyarakat.