TEMPO.CO, Jakarta - Setelah melarikan diri selama 20 tahun, polisi Belanda akhirnya menemukan seorang pria yang diduga membunuh seorang bocah lelaki berusia 11 tahun di Belanda.
Dilaporkan Reuters, 28 Agustus 2018, polisi Spanyol menangkap pria Belanda berusia 55 tahun bernama Jos Brech, yang diduga sebagai tersangka pembunuh yang masuk daftar buron polisi Belanda yang diumumkan pada pekan lalu. Tersangak ditangkap polisi Spanyol sekitar 50 kilometer di utara Barcelona pada Minggu 26 Agustus.
Baca: Polisi Belanda Tangkap Pelaku Perkosaan Mahasiswi Indonesia
Detektif Belanda mengatakan DNA tersangka cocok dengan jejak pada tubuh dan pakaian Nicky Verstappen, yang ditemukan tewas pada 10 Agustus 1998 di dekat kamp musim panas di pedesaan Belanda, tempat ia menghilang malam sebelumnya.
Penyesuaian DNA dilakukan pada Juni 2018 menggunakan DNA yang didapat dari keluarga tersangka yang melaporkan dia hilang pada April. Polisi mengumumkan informasi mereka minggu lalu, mempublikasikan gambar pria dan nama lengkapnya.
"Polisi Spanyol berhasil menangkapnya setelah seseorang mengenali pria itu dari gambar itu," kata jaksa Jan Eland. Brech akan diekstradisi ke Belanda, namun tidak mengatakan kapan waktu ekstradisi.
Korban Pembunuhan Brech, Nicky Verstappen, yang berusia 11 tahun saat ditemukan meninggal. [REUTERS]
Selama bertahun-tahun, polisi telah melakukan beberapa penangkapan yang salah dalam kasus ini, dan bahkan membuka kuburan salah satu pengawas kamp musim panas.
Pengadilan Spanyol pada Senin 27 Agustus mengatakan, pria asal Belanda itu telah menerima ekstradisi. Dia akan ditahan untuk memastikan bahwa ekstradisi itu efektif.
Dilansir dari Associated Press, Brech, adalah ahli bertahan hidup dan instruktur kegiatan outdoor. Dia adalah instruktur di kamp musim panas di Belanda di mana Verstappen hilang pada 1998. Sekitar sehari setelah hilangnya korban, Brech sempat dihentikan oleh polisi militer di dekat tempat kejadian tetapi tidak dianggap sebagai tersangka.
Baca: Kuburan Tertua Yahudi di Belanda Digambar Nazi
Hakim Pengadilan Nasional Spanyol, Carmen Lamela, mengeluarkan keputusan pada Senin 27 Agustus yang mengirim Jos Brech ke penjara tanpa jaminan sampai pemerintah Spanyol memberikan persetujuan akhir untuk ekstradisi ke Belanda.
Lamela mengatakan Brech telah berada di Spanyol sejak Maret. Dalam keputusannya, hakim mengatakan dakwaan dalam kasus ini bisa mengancam Brech hukuman hingga 30 tahun penjara.